Atlit Turki Tetap Main di All England 2021 Meski Satu Pesawat dengan Indonesia, Menpora: Kalau Benar, Ini Tidak Adil!
Menpora Zainudin Amali/Humas Kemenpora

Bagikan:

JAKARTA - Tim Indonesia dipaksa mundur dari turnamen bergengsi Yonex All England 2021 karena protokol kesehatan COVID-19. Dimana satu orang penumpang pesawat dinyatakan positif COVID-19.

Namun, bukan hanya pemain Indonesia saja yang menggunakan pesawat Turkish Airlines dari Istanbul ke Birmingham. Dikabarkan ada pemain Turki yang diduga satu pesawat. Namun dia tetap bisa bermain.

Pemain Turki itu dikabarkan bernama Neslihan Yigit. Menurut data Tournament Software, Yigit telah bertanding di putaran pertama melawan Marie Batomene dari Prancis.

Kabar ini juga sudah sampai ke telinga Menpora Zainudin Amali. Dia mengaku sudah mendapatkan informasi ada pemain dari negara lain yang tetap bermain meski satu pesawat dengan orang yang positif COVID-19. Harusnya Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF) melihat secara objektif.

"Ada informasi bahwa ada orang atau atlet atau pemain bulu tangkis dari negara lain dan juga berada dalam pesawat yang sama dengan tim bulu tangkis Indonesia tetap diperbolehkan main. Saya memahi perasaan teman-teman tim Indonesia yang merasakan diperlakukan tidak adil," kata Zainudin Amali, Kamis, 18 Maret.

Menurut Zainudin Amali, apabila hal ini memang benar adanya, maka tim Indonesia sudah mendapat perlakukan yang tidak adil. Seharusnya hal yang sama juga dirasakan oleh tim dari negara itu.

"Kalau benar berita bahwa ada satu peswat dengan tim kita main dari negara lain yang diperbolehkan tentu ini dirasakan tidak adil," kata Zainudin.

Guna memastikan hal ini, dirinya akan mencari informasi tersebut. "Kami sudah berkomunikasi pihak kedutaan melalui Pak Sesmen tadi pagi, nanti sore saya akan coba komunikasi langsung dengan Dubes kita yang ada di London, tentang apa yang sebenarnya terjadi," ujar dia.

Zainuddin Amali menyesalkan insiden yang menimpa tim bulu tangkis Indonesia karena dipaksa mundur dari turnamen All England 2021. 

Menurut Amali, seharusnya pihak penyelengara maupun pihak Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) bisa melihat lebih objektif apa yang terjadi sebenarnya.