Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali meminta agar komunikasi internal antara Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Papua dan Sub PB PON di empat klaster ditingkatkan mengingat tersisa hanya 100 hari menuju pembukaan ajang empat tahunan itu, yang dimulai 2 Oktober mendatang.

Pasalnya, masalah tersumbatnya komunikasi antara PB PON dan pemerintah wilayah di empat klaster sempat menjadi pemicu polemik hingga memunculkan ancaman penolakan tuan rumah PON dari Wali Kota Jayapura dan Kabupaten Mimika. Alasannya karena tidak ada kejelasan dan transparansi soal pembagian anggaran dari PB PON.

Namun Zainudin memastikan masalah internal tersebut sudah terselesaikan dan ia meminta agar komunikasi terus ditingkatkan sehingga persiapan PON tetap optimal. “Kalau komunikasi terputus, baik dengan pemprov, pemkot, pemkab dan kementerian lembaga tidak sejalan maka akan menggangu persiapan,” kata Zainudin saat menjadi narasumber dalam acara virtual 'Mengintip Kesiapan PON XX Papua' yang diikuti di Jakarta, Kamis 24 Juni.

“Kendala-kendala fisik tidak begitu berarti cuma memang kami harus intensifkan komunikasi antara PB PON dan Sub PB PON karena kalo kami lihat masih kurang,” sambung Zainudin Amali.

Stadion Papua Bangkit. (Foto: DOk. Kementerian PUPR)
Stadion Papua Bangkit. (Foto: DOk. Kementerian PUPR)

Terlepas dari adanya masalah internal, Zainudin mengatakan Kemenpora terus berkoordinasi demi terlaksananya pesta empat tahunan itu. Kemenpora bahkan sudah menurunkan perwakilannya untuk memantau persiapan PON Papua di empat wilayah penyelenggara.

“Secara keseluruhan dalam rapat terbatas (bersama Presiden Joko Widodo 15 Maret) Gubernur Papua menyatakan siap, dan tentu kami berkoordinasi terus. Kami bahkan sudah menurunkan perwakilan Kemenpora di sana yang secara bergiliran ditugaskan memantau persiapan di empat klaster,” tutup dia.

Harapan serupa juga disampaikan Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano. Dia berharap meski PON Papua sudah siap secara fisik, komunikasi dan koordinasi antara PB PON dan pemerintah daerah tuan rumah penyelenggara dapat berjalan lebih mulus.

“Venue-venue PON di empat klaster sudah siap 100 persen. Yang terpenting adalah komunikasi, koordinasi dan keterbukaan harus dilakukan dengan baik karena ini adalah pesta olahraga terbesar,” kata Benhur menyikapi permintaan Menpora Zainudin Amali.