Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa proyek pabrik industri baterai listrik di Karawang, Jawa Barat bakal menyerap tenaga kerja sebanyak 1.100 tenaga kerja langsung.

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan, dalam proses konstruksinya, pabrik baterai kendaraan listrik yang akan dikelola PT HKML Battery Indonesia itu diperkirakan akan menyerap 10 ribu hingga 13 ribu tenaga kerja.

"Ketika pabrik jadi, tenaga kerja langsung mencapai 1.100 orang," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 17 September.

Tak hanya itu, kata Bahlil, proyek ini juga aman menyerap tenaga kerja tidak langsung mulai dari subkontraktor, UMKM, makan, material hingga alat berat.

"Mulai kemarin juga mereka langsung kerja. Cut and field sudah jalan. Alat saja sudah sekitar 50-an unit. (Jika dihitung), sopir dengan helper saja sudah mencapai 100 orang lebih," ucapnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan groundbreaking atau peletakan batu pertama pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat pada 15 September. Ia mengatakan bahwa Indonesia memberikan dukungan berupa kemudahan izin dan kepastian hukum untuk pengembangan industri hilirisasi tersebut.

Sekadar informasi, proyek tersebut merupakan realisasi investasi konsorsium LG dan Hyundai yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis dan LG Energy Solution.

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, groundbreaking Pabrik industri Baterai Kendaraan Listrik PT HKML Baterai Indonesia saya nyatakan dimulai," kata Jokowi, dalam kegiatan peletakan batu pertama industri baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu, 15 September.

Adapun proyek pembangunan baterai mobil listrik sebelumnya ditandai dengan nota kesepahaman atau MoU antara Kementerian Investasi dan konsorsium Hyundai serta LG pada Desember 2020.

Nantinya, konsorsium asal Korea Selatan bakal bermitra dengan Indonesia Baterai Corporation yang beranggotakan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara, dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.