JAKARTA - Bar dan Restoran Holywings yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan, sedang menjadi sorotan publik setelah kedapatan beroperasi hingga tengah malam dan menimbulkan kerumunan. Akibatnya, restoran tersebut mendapat sanksi yakni dilarang beroperasi atau tutup selama tiga hari.
Seperti diketahui, Jakarta Selatan sendiri saat ini masih berstatus PPKM Level 3. Di mana tempat hiburan dan bar sebenarnya belum diperbolehkan untuk beroperasi.
Lalu, siapa pemilik Holywings?
Berdasarkan rangkuman VOI, Holywings tercatat berdiri pada tahun 2014. Adapun perusahaan ini menaungi beer house, lounge, dan club malam. Layanan yang disediakan Holywings antara lain pertunjukan musik live setiap hari, menu dengan gaya masakan dari seluruh dunia, dan menu minuman yang beragam.
Selain Holywings, perusahaan ini juga menaungi Holyduck, Old Temple Bar, dan Pentagon Surabaya.
Berdasarkan keterangan dari akun Linkedin Holywings Indonesia, perusahaan ini memiliki visi menjadi tujuan satu atap untuk semua kebutuhan rekreasi gaya hidup. Restoran ini berlokasi di Jakarta dan daerah lain di Indonesia. Saat ini, perusahaan juga sedang berupaya untuk mengembangkan merek di kota-kota di seluruh Indonesia.
Namun, siapa yang menyangka bahwa gemerlap kehidupan malam di Holywings bermula dari sebuah kedai yang menjual nasi goreng bernama Kedai Opa di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Co-Founder Holywings Ivan Tanjaya mengatakan bahwa awal mula dirinya merintis bisnis yakni bersama dengan Eka Setia Wijaya. Bisnis pertama yang dijalaninya adalah nasi goreng, sebelum sampai pada Holywings.
"Enggak langsung Holywings. Tapi yang waktu nggak langsung Holywings yang gua nyoba F&B itu namanya Kedai Opa. Itu gua berdua sama Eka (partner bisnis). Berdua sama Eka, di Kelapa Gading (jalan) tiga bulan (konsepnya) nasi goreng," tuturnya dikutip dari Channel YouTube Holywings, Senin, 6 September.
Lebih lanjut, kata Ivan, bisnis pertamanya tersebut berdiri di sebuah ruko. Namun sayang, bisnis tersebut hanya bertahan selama tiga bulan. Diakuinya bahwa bisnis tersebut sulit berkembang. Bahkan, omzetnya pun terus mengalami penurunan.
"Tiga bulan gagal. Jadi dalam arti sebenarnya enggak gagal banget secara hasil. Tapi gagal untuk dikembangin. Jadi bulan pertama misal Rp100 juta nih, bulan kedua Rp70 juta, bulan ketiga Rp50 juta," ucapnya.
Melihat kondisi bisnis yang akhirnya tumbang ini, Ivan dan partner bisnisnya yakni Eka mengambil langkah untuk memulai bisnis kembali. Mereka memutuskan untuk mengubah konsep bisnis. Keduanya pun mengajak tiga rekannya untuk membangun bisnis Holywings.
Lebih lanjut, kata Ivan, berdirinya Holywings tersebut terinspirasi dari bisnis makanan di China. Di mana, kata dia, restoran tak hanya menyediakan makanan namun juga menyuguhkan live music sebagai daya tarik.
BACA JUGA:
"Pada saat itu gua pikir nih, gua geber (Kedai Opa) mati, gua tahan gua mati juga. Habis itu gua sama Eka berpikir ya udah lah kita ganti konsep total. Ganti konsep total sesuai apa yang gua belajar dari China, minum sambil makan sambil live music," tuturnya.
Ternyata, keputusan Ivan untuk mengubah konsep bisnis merupakan langkah yang tepat. Konsep bisnis tersebut sukses dan berhasil. Bahkan saat ini bisnis tersebut telah berkembang dan berdiri di beberapa wilayah di Tanah Air.
Tak hanya itu, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea pun kepincut untuk menanamkan modal di Holywings. Pada Mei lalu, dia mengumumkan akan menjadi pemegang saham Holywings bersama selebriti Nikita Mirzani. Hotman mengatakan proyek terbesar Holywings saat ini adalah membangun club di Bali.
Hotman juga mengatakan bahwa Holywings akan terus berekspansi dengan mencari lebih banyak lagi tanah di seluruh Indonesia. Saat ini sudah ada 30 cabang, semuanya full. Tahun ini ditargetkan bakal dibangun 50 outlet.
"Sudah ditandatangani akta jual beli saham di mana Hotman Paris dan Nikita resmi sebagai pemegang saham dari Holywings, never stop flying," kata Hotman di The Breeze BSD City, Tangerang, Banten, 7 Mei.