Cari Dana untuk Bayar Utang, Perusahaan Menara Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Bakal Terbitkan Obligasi Rp15 Triliun
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan menara telekomunikasi Grup Saratoga milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), pada Jumat ini 20 Agustus kemarin mencatatkan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2021 senilai Rp1,2 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Obligasi yang diterbitkan TBIG ini merupakan bagian pertama dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan V dengan nilai total emisi Rp15 triliun. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat dan ditawarkan dengan nilai 100 persen dari jumlah pokok obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 4,25 persen per tahun dan jangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal emisi.

Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan, di mana bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 19 November 2021, sedangkan bunga obligasi terakhir sekaligus dengan pelunasan obligasi akan dibayarkan pada tanggal 29 Agustus 2022.

"Penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari entitas anak perseroan, khususnya Fasilitas Pinjaman Revolving 375 juta dolar AS (Rp5,4 triliun) dari Credit Facilities yang ada," ungkap Chief Financial Officer (CFO) TBIG, Helmy Yusman Santoso dalam keterangan resminya.

Perseroan mempercayakan penjamin pelaksana emisi obligasi yakni PT CIMB Niaga Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT UOB Kay Hian Sekuritas, dengan wali amanat PT Bak Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Sebagai informasi, sampai dengan 31 Maret 2021, total pinjaman kotor (gross debt) perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp26,83 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp11,57 triliun.

Total pinjaman kotor (gross debt) dan total pinjaman senior (gross senior debt) pada kuartal pertama 2021 meningkat karena penarikan pinjaman bank untuk mendanai pembelian 3.000 aset menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) yang ditempatkan sebagai saldo kas menunggu penyelesaian transaksi pembelian aset ini pada awal April 2021.

Adapun, saldo kas mencapai Rp5,11 triliun dengan total pinjaman bersih (net debt) sebesar Rp21,72 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp6,46 triliun.

Rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) adalah 1,3x dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,4x pada 3 bulan pertama tahun ini.