Bagikan:

JAKARTA - Dua pemegang saham terbesar PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dikabarkan sedang menjajaki potensi penjualan saham perusahaan berkode emiten TBIG tersebut.

Demikian dilaporkan Bloomberg, yang dikutip Rabu 7 Juli, di mana seorang sumber yang enggan disebutkan namanya menyebut bahwa perusahaan ekuitas swasta Provident Capital Indonesia dan anak usaha, perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) telah mengajukan proposal kepada bank tentang kemungkinan transaksi kepemilikan saham mereka.

PT Wahana Anugerah Sejahtera milik Saratoga memiliki 34 persen saham Tower Bersama yang beredar sementara Provident Capital memegang 22 persen. Penjualan ini bernilai kabarnya mencapai sekitar Rp43,5 triliun atau setara 3 miliar dolar AS, jika mengacu pada penutupan perdagangan Senin 5 Juli.

Saat ini, Tower Bersama memiliki nilai pasar sekitar 5,3 miliar dolar AS. Dengan valuasi 3 miliar dolar AS, penjualan saham tersebut jika berhasil akan menjadi kesepakatan terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2021, setelah merger senilai 7,5 miliar dolar AS antara raksasa e-commerce PT Tokopedia dan perusahaan ride-hailing dan pembayaran Gojek.

Adapun sumber Bloomberg tersebut mengatakan, pembicaraan ini berada pada tahap awal dan mungkin tidak menghasilkan penjualan perusahaan. Bloomberg pun coba melakukan konfirmasi kepada pihak Tower Bersama namun perusahaan penyewaan menara BTS itu menolak berkomentar.

Seorang perwakilan Saratoga Group juga menyebut tidak mengetahui hal tersebut. Email dan panggilan Bloomberg kepada Provident Capital tidak direspons.

Sebagai informasi, Tower Bersama didirikan pada 2004. Perseroan menyewakan ruang di menara telekomunikasi untuk antena dan peralatan nirkabel lainnya.

Tower Bersama melaporkan laba bersih yang disesuaikan sekitar Rp1 triliun pada tahun 2020, meningkat 17,6 persen dari Rp820 miliar pada tahun sebelumnya.

Mitra pendiri Provident Capital Hardi Wijaya Liong adalah CEO Tower Bersama, dan Presiden Komisaris Saratoga Group Edwin Soeryadjaya adalah presiden komisaris perusahaan infrastruktur tersebut.