Anggota Komisi I DPR Sebut Pentingnya Pemanfaatan Teknologi untuk Pendidikan dan Bisnis
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Rizki Sadig menyampaikan, teknologi informasi sudah sangat berkembang saat ini. Menurutnya, hal itu bahkan tidak terpikirkan dalam 1 hingga 2 tahun belakangan.

"Beberapa waktu yang lalu kira-kira mungkin 1 sampai dengan 2 tahun yang lalu, tidak pernah berpikir ketergantungan terhadap teknologi informasi begitu dahsyat, begitu luar biasa dan hampir mengisi semua aspek kehidupan, khususnya di bidang pendidikan dan juga di bidang bisnis," ujarnya dalam diskusi virtual yang digagas BAKTI Kominfo bertemakan "Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan dan Bisnis", dikutip Kamis 10 Juni.

Rizki menuturkan, yang paling dirasakan adalah di dunia pendidikan, di mana anak-anak saat ini sudah semuanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar di rumah secara virtual.

"Walaupun pemerintah sudah memutuskan, Insyaallah di bulan Juli akan melaksanakan tatap muka, karena sejatinya pendidikan tidak hanya bicara tentang masalah bagaimana mendapatkan ilmu secara teori, tapi juga bagaimana bersosialisasi dengan teman-teman, dengan lingkungan dan sebagainya itu salah satu makna dari pendidikan," jelasnya.

Indonesia menurut dia, masih perlu lebih meningkatkan kesiapannya dalam "menyambut" perkembangan teknologi saat ini.

"Pasalnya negara-negara maju mungkin sudah jauh lebih siap menghadapi itu karena memang sudah mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu sarana yang perlu ditingkatkan," tuturnya.

Lebih lanjut Rizal mengatakan, momentum ini tidak boleh terlalu dijadikan sebagai sebuah cobaan. Justru sesuatu yang sulit harus dijadikan momentum pijakan awal untuk meningkatkan kapasitas sebagai salah satu anak bangsa yang mampu menyesuaikan dengan keadaan zaman.

Hal itu juga berkaitan dengan bisnis di Tanah Air yang dinilai sudah mengarah pada digitalisasi. Menurut Rizal, terdapat banyak usaha-usaha yang muncul secara spontan dari rumah, dengan jual beli secara online.

"Dulu kita melihat alat-alat transportasi dikendalikan dengan cara konvensional. Misal perusahaan taksi yang harus membeli mobil, harus punya parkir yang luas untuk tempat pangkalan parkirnya, tapi coba dilihat hari ini perusahaan transportasi semuanya meminimalisir, tidak perlu lagi punya lapangan parkir yang begitu luas, tidak perlulah lagi punya investasi untuk beli alat-alat transportasi sebagai sarana untuk mengantar ataupun melayani pelanggan, cukup dengan membuat sebuah sistem informasi teknologi," jelasnya.

Tak hanya itu, di sistem pembayaran juga saat ini masyarakat "dimanjakan" oleh berbagai platform yang memudahkan.

"Dulu harus ke mana-mana kalau mau transaksi harus bawa uang, harus bawa dompet, harus bawa tas dan sebagainya, hari ini transaksi pembayaran yang hanya dengan transaksi keuangan non tunai, dulu ada ATM hari ini lebih berkembang lagi sudah transfer menggunakan handphone, menggunakan alat bayar OVO atau e-money atau apapun, banyak aplikasi-aplikasi yang kemudian tumbuh berkembang sebagai sarana pembayaran," pungkasnya.