JAKARTA - Fenomena pandemi COVID-19 membuat semua orang harus menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam setiap aspek kehidupan termasuk untuk berbisnis.
"Dengan situasi hari ini tentunya bisnis akan menjadi sangat efisien, karena sebagian besar orang hanya melakukan marketing dengan menggunakan alat komunikasi digital," ujar Anggota Komisi I DPR-RI, Ahmad Rizki Sadig, dalam diskusi BAKTI Kominfo yang bertajuk "Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan dan Bisnis", Selasa 23 Maret.
Ia menjelaskan, pemasaran suatu produk kini hanya membutuhkan alat komunikasi. Sehingga menurutnya, pekerjaan tenaga marketing hampir tidak diperlukan lagi.
BACA JUGA:
"Karena sekarang cukup difoto, di-upload di dalam alat komunikasi digital. Tenaga marketing yang kerjanya keluar masuk ke toko-toko dari rumah ke rumah atau mungkin dari kantor ke kantor tidak diperlukan lagi," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Freddy Herman selaku Praktisi Bidang Kehumasan dan Komunikasi Publik menyampaikan, saat ini 202,6 juta orang menggunakan internet atau 73,9 persen dari penduduk Indonesia. Kemudian pengguna handphone 338,2 juta atau 124 persen dari jumlah penduduk.
"Pengguna internet aktif 142,8 juta atau 53 persen penduduk, penggunaan media sosial aktif 175,4 juta atau 64 persen dari jumlah penduduk sehingga perkembangan TIK yang begitu cepat menghasilkan berbagai macam produk, jenis, lalu menciptakan lapangan kerja baru," ujar Freddy.