JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan mengatakan, di tengah melemahnya perekonomian Indonesia akibat pandemi COVID-19, demand atau tingkat permintaan masih tetap tinggi. Menurutnya, masyarakat Indonesia masih tetap "haus" dalam hal konsumsi, dan momentum ini harus benar-benar dimanfaatkan generasi muda untuk mencari ceruk di tengah tingginya demand di Tanah Air.
"Generasi muda ini, agar memanfaatkan momentum yang ada untuk menjadi seorang yang kreatif, inovatif untuk menciptakan produk apapun, khususnya bagaimana agar memenuhi demand yang ada," ungkap Syarief dalam webinar yang digelar BAKTI Kominfo, Sabtu 13 Maret.
Syarief menuturkan, pemerintah Indonesia memang tengah berupaya menggenjot konsumsi demi merangsang pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, behavior atau kebiasaan masyarakat dalam hal konsumsi barang dan jasa sebenarnya tidak dapat diubah.
"Itulah sebenarnya aktor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 ini," ujar Syarief.
Hal ini tentunya, kata Syarief, sudah seharusnya mampu dimanfaatkan generasi muda ataupun masyarakat pada umumnya untuk bisa memenuhi kebutuhan para konsumen. Generasi muda bisa menciptakan produk apapun, yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
BACA JUGA:
"Nah kalau dua titik ini bisa ketemu, maka terjadilah yang namanya pasar, yang membuat ekonomi ini akan tumbuh. Tentu implikasinya sangat banyak, di samping ekonomi akan tumbuh, generasi milenial yang berusaha menciptakan produk apapun itu akan secara langsung menyerap tenaga kerja," ungkap Syarief.
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Komunikasi UNAIR, Henri Subiakto menyampaikan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media untuk berbisnis adalah hal yang sangat penting. Berdagang menggunakan e-commerce, menurutnya, akan memberikan kemudahan tersendiri karena lebih efisien dan bisa menjangkau ke mana saja.
"Dengan perkembangan teknologi yang sekarang berkembang pesat dari sisi pemanfaatan teknologi digital, media sosial jadi ajang aktivitas digital yang terbanyak digunakan oleh masyarakat terutama anak remaja dan milenial atau anak-anak yang lebih muda lagi. Sekarang 196,7 juta masyarakat menggunakan medsos," tuturnya.