Jelang pilpres dan pemilu 2024 isu dinasti politik di Indonesia kembali muncul. Menurut Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA, atau lebih dikenal dengan Syarief Hasan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, tidak ada yang salah ketika seseorang meneruskan jejak kepemimpinan orang tuanya. Wakil Ketua MPR RI ini punya pandangan dan pendapat agar stigma buruk praktik dinasti politik bisa diubah.
***
Keterlibatan dua putra Presiden Jokowi dan menantunya di pentas politik menjadi perhatian banyak pihak. Soalnya putra-putra Jokowi mengaku tidak tertarik pada bidang politik mereka ingin fokus di bidang bisnis. Namun pendirian itu hanya bertahan beberapa tahun, Gibran Rakabuming Raka pun terjun ke panggung politik karena ingin menjadi Wali Kota Surakarta. Bobby Nasution sang menantu juga tak mau ketinggalan ikut kontestasi di Kota Medan. Terakhir si bungsu Kaesang Pangarep menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hanya dalam dua hari, ia menjabat sebagai ketua umum parpol berlogo mawar merah itu.
Di Indonesia bukan hanya keluarga Jokowi yang terjun ke pentas politik. Jauh sebelumnya ada keluarga Soekarno, keluarga Soeharto, keluarga SBY, dan banyak lagi di daerah lainnya. Di manca negara ada keluarga Kennedy, Nehru, Gandhi, Marcos, Ziaul Haq, dan sebagainya yang dinastinya pun ikut ke pentas politik.
Bagi Syarief Hasan sah-sah saja seorang anak meneruskan jejak politik sang ayah. “Untuk regenerasi kita harus memberi kesempatan kepada anak muda menjadi penerus generasi sebelumnya. Regenerasi itu harus mengikuti proses yang berlangsung di partai atau pemerintahan. Karena proses inilah yang akan menentukan prosesi regenerasi itu berlangsung wajar atau tidak,” katanya.
Kata kuncinya menurut Syarief Hasan adalah proses yang prosedural dan tidak tiba-tiba. “Selain itu orang yang diharapkan akan menjadi penerus juga harus meningkatkan kompetensi diri, punya kapasitas, kapabilitas dan integritas untuk menjadi pemimpin masa depan. Di luar negeri juga terjadi anak pemimpin menjadi calon pemimpin, namun mereka juga menekankan proses, tidak tiba-tiba muncul dan terkatrol. Itulah yang akan menghilangkan stigma tak baik dari dinasti politik,” paparnya.
Beban berat seseorang yang mengikuti jejak orang tuanya sebagai politisi, tegas Syarief Hasan tidaklah ringan. Dia harus berjuang agar bisa lepas dari nama besar sang ayah. Selain mengikuti proses, meningkatkan kompetensi dan ilmu serta mengasah diri wajib dilakukan agar bisa berkembang. Bukan hanya mengandalkan nama besar orang tua. Selain dinasti politik, ia juga berbicara soal pilres 2024, target Partai Demokrat di pileg 2024. Juga tentang gagalnya AHY berjodoh dengan Anies Baswedan. Dan yang tak ketinggalan soal koperasi dan UMKM yang masih perlu didukung oleh pemerintah. Inilah wawancara Edy Suherli, Savic Rabos, dan Irfan Medianto dari VOI yang menemuinya di Gedung DPR/MPR, Senayan Jakarta belum lama berselang.
Tiga pasang capres dan cawapres sudah mendapat nomor urut dari KPU, bagaimana Anda melihat kondisi politik kita sekarang?
Ada yang memandang iklim perpolitikan sekarang ini mulai sedikit panas, namun ada juga yang melihatnya masih biasa saja. Inilah dinamika demokrasi. Kita sekarang di pertengahan, setelah pengumuman nomor urut capres / cawapres kemarin, berikutnya adalah sosialisasi kepada masyarakat. Apa pun yang terjadi persatuan dan kesatuan bangsa harus dijunjung tinggi oleh semua pihak. Pemilu itu hanya bagian dari tujuan kita bernegara yaitu menyejahterahkan seluruh rakyat.
Sebelum bertemu dengan rakyat capres dan cawapres harus mempersiapkan visi dan misinya ke depan dalam membangun bangsa lima tahun ke depan. Harus jelas, terbuka dan komprehensif. Kalau itu dilakukan dengan baik saya yakin rakyat akan meresponsnya dengan baik. Mereka akan menyalurkan aspirasinya kepada calon yang paling sesuai. Harapan kita masa kampanye hingga pemungutan suara akan berlangsung damai. Memang sulit dihindarkan adanya gesekan antara satu dengan yang lain, namun para petinggi parpol dan capres / cawapres harus berperan menenangkan massanya. Perbedaan pandangan antara satu parpol dengan parpol yang lain adalah keniscayaan, itu tidak perlu dibesar-besarkan. Kita harus sepakat memperkuat persatuan dan mengeliminir perbedaan.
AHY sempat digadang-gadang Partai Demokrat untuk maju sebagai cawapres, apa landasan mengusung AHY? Saat itu Partai Demokrat terlihat amat ngotot?
Sebenarnya kami sudah melupakan karena sudah menjadi masa lalu. Memang benar Partai Demokrat sempat mengusulkan nama AHY mendampingi Anies Baswedan untuk maju dalam pilpres 2024. Landasannya adalah data, jadi kalau Anies memilih AHY sebagai cawapres akan menguntungkan dia. Di tataran partai menurut survei Partai Demokrat saat itu berada di peringkat 5. Sedangkan AHY sendiri di antara nama-nama yang muncul untuk cawapres dia masuk di 4 besar, termasuk yang paling tinggi untuk bursa cawapres kala itu. Masih menurut lembaga survei kalau menjadi pasangan, Anies-AHY akan menjadi pasangan yang sulit dikalahkan. Tapi proses akhirnya sudah kita lihat semua. AHY belum berjodoh dengan Anies Baswedan.
Soal AHY itu kami juga sudah menjelaskan kepada teman-teman di Koalisi Perubahan. Kalau seandainya tidak sepakat dengan AHY tidak apa-apa, kami akan menerima. Tapi tolong diinfokan kepada kami siapa nama yang akan diusung. Saat penetapan Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya Anies Baswedan, kami tidak diinfokan. Itu yang membuat kami tidak nyaman dan akhirnya kami memutuskan lebih baik berada di luar Koalisi Perubahan.
Anies Baswedan diberi amanat oleh Partai Nasdem untuk mencari sendiri siapa cawapres yang cocok, namun realitasnya dia tidak bisa memutuskan sendiri, harus berkonsultasi dengan partai yang mengusungnya. Bagaimana Anda melihat realitas ini?
Itu juga yang menjadi salah satu pertimbangan kami mengapa keluar dari koalisi.
Selanjutnya Partai Demokrat merapat ke Prabowo, yang menarik tidak ada pertentangan sebelum akhirnya secara resmi diumumkan mendukung Prabowo, bagaimana sebenarnya yang terjadi di internal Partai Demokrat?
Saat kami rapat di forum Majelis Tinggi Partai Demokrat, yang diketuai oleh Pak SBY. Semua menyadari kalau tidak ada pilihan lagi. Waktu itu hanya ada dua pilihan, merapat ke PDIP atau Prabowo (Gerindra). Dalam kenyataannya komunikasi dengan PDIP tidak lancar, sebaliknya dengan Prabowo lancar sekali. Prabowo amat terbuka menerima kami. Atas kenyataan itu kami memilih merapat ke Prabowo.
Setelah bergabung dengan Prabowo, apa target selanjutnya?
Harapan kami pasangan Prabowo – Gibran bisa memenangkan pilpres 2024 ini. Kami tidak terlalu berambisi untuk mendapatkan posisi apa setelah nanti terpilih. Karena memenangkan pemilu berarti akan masuk ke pemerintahan, dan kami pun akan berpartisipasi.
Pertarungan di pilpres ini berat, berapa besar peluang pasangan Prabowo Gibran untuk menjadi pemenang?
Dengan masuknya Gibran sebagai Cawapres hasil survei memang menunjukkan ada penurunan elektabilitas Prabowo, namun ini masih dalam posisi aman. Mudah-mudahan Prabowo-Gibran bisa merebut hati masyarakat Indonesia.
Salah satu yang menjadi sorotan ketika MK mengeluarkan putusan yang dianggap memberi “karpet merah” untuk Gibran, ini kontroversial sekali. Bagaimana Anda melihatnya?
Putusan MK soal batas usia capres / cawapres itu memang amat kontroversial. Namun kita harus menghormati karena putusan MK itu bersifat mengikat. KPU menerima putusan ini. Terlepas dari ada yang menolak itu bagian dari dinamika yang terjadi.
Di antara keenam orang yang capres dan cawapres ini hanya Anies Baswedan yang bukan orang dekat dengan presiden, siapa pun pemenangnya yang menang adalah Jokowi, bagaimana Anda melihat hal ini?
Saya ingin melihatnya dengan obyektif, pilpres ini dilakukan secara langsung. Jadi siapa pun yang terpilih bukan orangnya Pak Lurah (Jokowi), kalau mereka punya latar belakang kedekatan ya silahkan saja. Siapa pun yang terpilih nanti, itu adalah pilihan rakyat.
Soal dinasti politik, bagaimana Anda memandang dinasti politik yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri?
Untuk regenerasi kita harus memberi kesempatan kepada anak muda menjadi penerus generasi sebelumnya. Regenerasi itu harus mengikuti proses yang berlangsung di partai atau pemerintahan. Karena proses inilah yang akan menentukan prosesi regenerasi itu berlangsung wajar atau tidak.
Untuk seorang punya garis keturunan seorang pemimpin, apa syarat agar bisa hilang dari stigma dinasti politik yang tidak baik?
Selain itu orang yang diharapkan akan menjadi penerus juga harus meningkatkan kompetensi diri, punya kapasitas, kapabilitas dan integritas untuk menjadi pemimpin masa depan. Di luar negeri juga terjadi anak pemimpin juga menjadi calon pemimpin, namun mereka juga menekankan proses, tidak tiba-tiba langsung terkatrol. Itulah yang akan menghilangkan stigma tak baik dari dinasti politik.
Jadi kata kuncinya harus prosedural dan tidak tiba-tiba muncul?
Ikutilah proses secara alami, agar tidak menjadi pemimpin karbitan. Dan pelan-pelan harus lepas dari bayang-bayang dan kebesaran orang tua, kakak atau satu generasi di atasnya. Buktikan kalau Anda bisa menjadi seorang pemimpin, jangan hanya puas dengan nama besar orang tua.
Sosok sentral di Partai Demokrat itu SBY, apakah ada sosok lain yang bisa mengikuti?
Saat ini sosok yang akan meneruskannya salah satunya adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Mas AHY. Sekarang dia sudah mulai memimpin partai. Sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Pak SBY masih terlibat, suatu hari nanti ketika Pak SBY tidak bisa lagi terlibat, Mas AHY bisa menjadi penggantinya secara penuh.
Untuk pileg berapa besar target perolehan suara Partai Demokrat, berapa kursi DPR RI yang ingin diraih?
Partai Demokrat menargetkan perolehan suara 15 persen untuk pileg 2024. Untuk perolehan kursi di DPR RI kita menargetkan 90 sampai 100 kursi.
BACA JUGA:
Saat ini daerah mana saja yang menjadi lumbung suara bagi Partai Demokrat?
Di Jawa Barat kita bagus, Sumatera juga bagus. Daerah lainnya kita rata-rata. Jika di daerah yang dulunya kita tak dapat kursi bisa dapat kursi itu bagus sekali. Sedangkan di daerah potensial bisa digandakan hasilnya, saya kira target 15 persen suara atau 90 sampai 100 kursi di DPR RI bukan hal mustahil. Doakan kami bisa mencapainya.
Pemilih pemula termasuk yang paling besar, apa yang dilakukan Partai Demokrat untuk menggaet mereka?
Figur Mas AHY adalah contoh bagaimana kami memberikan porsi kepada generasi muda atau milenial. Kami memberikan peluang dan peran seluas-luasnya kepada generasi milenial untuk terlibat. Setelah Mas AHY terpilih sebagai Ketua Umum sebagian besar pengurus DPP Partai Demokrat itu generasi muda, generasi milenial seperti halnya Mas AHY. Program-programnya juga amat dekat dengan generasi milenial. Jadi kami optimis bisa menggaet kaum milenial untuk meraih dan mengajak mereka terlibat.
Ongkos politik di Indonesia itu amat tinggi, bagaimana Anda melihat realitas ini?
Ini adalah konsekwensi dari pemilihan langsung. Tingkat pendidikan masyarakat Indonesia masih belum banyak yang tinggi. Di situlah terjadi peningkatan biaya. Lalu wilayah Indonesia yang luas juga membuat biaya tinggi. Kadang-kadang masyarakat tak mau hanya bertemu dengan alat peraga, mereka mau bertemu calegnya secara langsung. Ini juga membuat biaya yang menjadi tinggi.
Dugaan kecurangan politik di Indonesia kerap terjadi, tapi membuktikannya sulit, apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir hal ini?
Aturan dan pengawasan harus ditegakkan. Kalau ada teknologi yang bisa diterapkan juga bisa membantu. Saat seseorang menyalurkan suaranya, langsung terkoneksi dengan KPUD sampai KPU Pusat, kalau itu ada suara akan aman. Ketika perhitungan juga krusial, kalau secara manual rawan akan terjadi kecurangan. Berbeda saat sudah dilakukan dengan teknologi, itu bisa diminimalisir. Dengan sistem dan pengawasan yang baik, kecurangan akan berkurang.
Anda mantan Menteri Koperasi dan UKM, koperasi di Indonesia itu tidak berkembang, apa kendalanya?
Saya juga prihatin koperasi di Indonesia itu bukannya membesar, tapi menciut. Koperasi memang lembaga yang dituntut punya profit tapi sistemnya tetap kekeluargaan. Pengalaman saya sebagai Menteri Koperasi dan UKM, kita tidak perlu masuk terlalu jauh ke dalam rumah tangga koperasi, kita hanya mengawasi saja. Lalu beri kemudahan saat mereka mengurus administrasi seperti surat izin. Pemerintah harus berpihak kepada koperasi, mulai dari supervisi sampai akses pada keuangan. Kalau ini dilakukan akan muncul banyak koperasi dan yang lama juga akan bertahan. Saat itu ada salah satu koperasi Indonesia yang menjadi koperasi terbaik di dunia.
UMKM itu sudah terbukti saat pandemi COVID-19 kemarin kuat dan bisa bertahan, sementara yang lain kolaps, saat ini seperti apa perhatian pemerintah untuk UMKM?
Perhatian pemerintah sudah ada untuk UMKM. Cuma memang harus terus ditingkatkan. Pemerintah harus jemput bola agar UMKM bisa dirambah. Kredit murah harus disebar kepada UMKM. Kalau rakyat tidak bekerja pemerintah punya kewajiban membantu. Membantu UMKM adalah salah satu kiat untuk membuat rakyat bekerja. Pemerintah harus memberikan bantuan, harus lebih masif membantu UMKM.
Lebih baik BLT atau memberikan bantuan untuk UMKM?
BLT (Bantuan Langsung Tunai) itu untuk mereka yang darurat sekali dan itu sifatnya sementara, hanya tiga bulan. Tujuannya agar daya beli rakyat tidak turun sekali. Kalau mereka sudah terentaskan BLT tidak ada lagi. Kalau UMKM itu adalah bantuan untuk usaha dan bisa menggerakkan roda perekonomian kita. Ekonomi kita amat tertopang dengan UMKM ini. Karena itu pemerintah harus memperhatikan, membina dan memberikan bantuan untuk UMKM.
Ini Kiat Sehat Syarief Hasan, Anda Juga Bisa Melakukannya
Ternyata ini kiat yang dilakukan Syarief Hasan hingga bisa tetap sehat dan bugar meski usianya sudah tak muda lagi. Dia berolahraga setiap hari. “Olahraga itu sudah jadi kebiasaan buat saya. Setiap hari saya berolahraga, durasinya rata-rata satu sampai satu setengah jam. Buat saya itu sudah cukup, sudah berkeringat semua sekujur tubuh,” akunya.
Saat ditanya olahraga apa yang dilakoni suami politisi Ingrid Kansil, ia mengaku melakoni fitnes dan berenang. “Yang paling sering saya lakukan adalah fitnes. Saya lakukan itu di rumah saja, kebetulan saya punya peralatannya di rumah. Untuk selingan saya biasanya berenang,” kata pria kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan, 17 Juni 1949.
Banyak orang yang berolahraga, namun yang paling sulit adalah konsisten. Apa yang Anda lakukan untuk bisa konsiten berolahraga? “Memang berat untuk konsisten, tapi kalau kita sudah lakukan secara rutin rasanya ada yang hilang kalau tidak berolahraga. Ya karena sudah jadi kebiasaan, saya lakukan setiap hari. Efeknya saya tetap bugar dan sehat, alhamdulillah,” ujar Syarief yang sempat menjadi profesional sukses sebelum terjun ke pentas politik.
Makin Romantis
Dari pernikahannya dengan bintang sinetron dan juga presenter Ingrid Kansil, Syarief Hasan dikaruniai seorang putri yang diberi nama Ziankha Amorrette Fatimah Syarief. Kini sang putri sudah beranjak besar dan melanjutkan kuliah S2 di London, Inggris.
Karena anaknya sudah melanjutkan studi di London, selesai aktivitas di Gedung DPR/MPR dan kesibukan partai politik lainnya, Syarief menghabiskan waktu jalan atau makan bersama dengan istri tercinta. “Untuk melepas penat dari kesibukan di kantor dan partai politik saya mengisi waktu dengan jalan bersama istri, dinner bersama dan bersilaturahmi dengan mertua,” katanya.
Meski sibuk dengan urusan politik, Syarief masih menyisihkan waktu untuk dunia pendidikan. Sesekali di tengah kegiatan politik dan menjadi pimpinan MPR RI, ia masih menerima permintaan untuk menjadi penguji S3 di kampus tempat dia ditetapkan sebagai guru besar di Universitas Negeri Makassar. “Untuk menjadi penguji saya harus banyak membaca referensi. Itu yang saya lakukan agar bisa maksimal sebagai penguji,” ujarnya.
Antara dunia pendidikan dan politik menurut Syarief ada perbedaan namun juga ada persamaannya. “Di partai politik itu kompetisinya ketat, di dunia pendidikan juga. Di partai kita harus santun dan penuh etika, itu adalah cara kita bersosialisasi. Sedangkan di dunia pendidikan kita dipacu untuk terus menambah ilmu. Dan profesi apa pun harus terus menambah ilmu, termasuk di pentas politik,” terangnya.
Terdaftar jadi calon anggota legislatif dari Partai Demokrat, Syarief Hasan kerap menyambangi calon konstituennya di Kota Bogor dan Kabupaten Sukabumi. “Sebagai caleg kita harus menyambangi konstituen. Menyerap aspirasi dan menangkap apa saja problem yang mereka hadapi,” katanya.
Soal bantuan, menurut Syarief sifatnya relatif. Dia memang menyisihkan untuk sembako alakadarnya. “Tidak banyak yang bisa saya lakukan. Kalau pun saya membawa minyak goreng itu tak mungkin bisa memenuhi kebutuhan mereka sebulan. Ya sebagai tanda kasih saja,” kata Syarief.
Demo Dukung Palestina
Belum lama ini Syarief Hasan terpantau ikut aksi demo mendukung Palestina di kota London, Inggris. Mengapa bisa jauh sekali ikut aksi demo di London? “Kemarin saya ada kunjungan kerja ke Ceko selama dua hari di sana. Usai acara di Ceko saya tidak langsung pulang, tapi menyambangi anak saya yang sedang kuliah S2 di London. Soalnya sudah dekat kalau dari Ceko. Yang lain pulang ke Indonesia saya mampir dulu ke Inggris,” ungkapnya.
Nah saat berada di negeri Raja Charles III itu kebetulan ada aksi damai di kota London soal dukungan untuk rakyat Palestina yang terus ditindas dan dibombardir oleh Israel. “Sore hari saya datang, ternyata besoknya hari Sabtu ada agenda demo untuk mendukung Palestina. Anak saya bersama teman-temannya ikut. Saya diajak sekalian, ya sudah saya juga ikut demo itu. Bela Palestina itu temanya,” katanya menambahkan sang putri tengah menempuh pendidikan post graduete di London School of Economic.
Yang dicatat oleh Syarief Hasan demo yang dilakukan di kota London itu tertib dan aman. “Demonya tertib dan aman sekali. Ini yang bisa menjadi contoh, boleh saja menyampaikan aspirasi, tapi tidak harus dengan merusak. Setelah selesai, bubar dengan damai. Orang di sana memang boleh berdemo saat akhir pekan,” pungkasnya.
"Untuk regenerasi kita harus memberi kesempatan kepada anak muda menjadi penerus generasi sebelumnya. Regenerasi itu harus mengikuti proses yang berlangsung di partai atau pemerintahan. Karena proses inilah yang akan menentukan prosesi regenerasi itu berlangsung wajar atau tidak. Selain itu orang yang diharapkan akan menjadi penerus juga harus meningkatkan kompetensi diri, punya kapasitas, kapabilitas dan integritas untuk menjadi pemimpin masa depan,"