Kaesang Pangarep Terima Wejangan Pemimpin dari Sinode GKI Papua
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Kaesang Pangarep (kanan) dan Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni (dua kanan) berdialog dengan Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua di Jayapura (foto: dok. antara)

Bagikan:

JAYAPURA- Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), bertemu dengan Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua di Jayapura pada Minggu, 26 November. Dalam pertemuan tersebut, Kaesang menerima tiga wejangan tentang menjadi sosok pemimpin yang baik dari para pendeta.

Para pendeta memberikan tiga kriteria pemimpin yang dianggap penting, yaitu sering beribadah di gereja, tidak mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan memiliki satu istri. Kaesang mengapresiasi wejangan tersebut dan menyatakan niatnya untuk terus meningkatkan kepemimpinannya.

“Kami (bertemu) dan meminta doa. Kedua, kami meminta wejangan ke beliau (para pendeta, red.) bagaimana bisa menjadi (pemimpin) yang lebih baik. Tadi disebutkan ada tiga kriteria pemimpin dari pendeta, pertama sering ke gereja (beribadah), kedua tidak mabuk (minuman beralkohol), dan istrinya satu,” kata Kaesang menjawab pertanyaan wartawan selepas pertemuan.

Dalam pertemuan itu, Kaesang didampingi oleh sejumlah tokoh PSI, antara lain Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, dan Anggota Dewan Pembina PSI Isyana Bagoes Oka.

“Terima kasih sudah berkenan datang dan kami dari Sinode bertemu dan bertukar pikiran. Kami koma ya Mas, kami koma (supaya) ada rencana tindak lanjut itu ada di tangan Tuhan,” kata Pendeta Gustav.

Wakil Ketua II Sinode GKI di Tanah Papua, Pendeta Gustav M. Wutoy, menyambut baik pertemuan tersebut dan menyatakan rasa terhormat atas kehadiran Kaesang dan Raja Juli Antoni. Mereka berharap ada kerja sama lebih lanjut antara gereja dan PSI, terutama terkait partisipasi anggota jemaat dalam Pemilu 2024 dan Pilkada 2024.

Dalam diskusi, Kaesang juga menanyakan tentang situasi terkini di daerah-daerah yang dianggap rawan. Pendeta Gustav menyatakan bahwa GKI mengamati situasi tersebut sebagai sebuah gelombang, belum menjadi sesuatu yang prinsipial terkait kepemimpinan di provinsi tersebut.

“Tadi itu menjadi pertanyaan Mas Kaesang, juga Wamen (wakil menteri, red.) sebagai sekjennya. Saya katakan untuk sementara GKI mengamati itu sebagai sebuah gelombang saja. Kami belum melihat itu sebagai sesuatu yang lebih prinsip, yang prinsip itu menyangkut siapa yang akan menjadi kepala daerah di provinsi ini,” kata Pdt. Gustav.

Pertemuan ini dianggap sebagai langkah awal untuk membangun kerja sama dan pemahaman antara PSI dan Sinode GKI di Tanah Papua. Kaesang berharap pertemuan tersebut dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Sinode GKI di Tanah Papua saat ini memiliki 900.000 lebih anggota di seluruh Pulau Papua, yang membentang dari Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Dari ratusan ribu anggota itu, ada 2.000 lebih jemaat. Jemaat merupakan mereka yang punya tugas-tugas khusus dalam pelayanan gereja.

Terkait