Sukses dalam Bisnis <i>Online</i>, Siapa Takut?
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Guru Besar Komunikasi UNAIR, Henri Subiakto menyampaikan, berbisnis online merupakan suatu hal yang harus didorong, apalagi di masa pandemi seperti saat ini.

"Ini harus kita dorong, terlebih sekarang ini ketika pandemi terjadi banyak orang pesimis, banyak orang mengalami sedikit kekhawatiran ketika melihat ekonomi, ekonomi pernah turun sampai minus 5,3 persen itu yang terjadi tahun 2020," ujar Henri dalam acara BAKTI Kominfo Seminar Merajut Nusantara bertemakan "Sukses Bisnis Online? Siapa Takut", dikutip, Kamis 6 Mei.

Menurutnya, logis saja kalau muncul kekhawatiran-khawatiran, karena di kala pandemi, orang tidak bisa beraktivitas secara penuh. Beberapa aspek ekonomi mengalami pukulan yang luar biasa berat terutama yang terkait dengan pariwisata, terkait dengan transportasi atau hal-hal yang ada di sekitar itu.

Namun demikian ia mengatakan, selama pandemi ternyata ada sisi positif, salah satunya terkait dengan bisnis online. Dunia bisnis online ini justru banyak yang munculnya pada saat era pandemi.

"Ekonomi kita pun yang terkait dengan ekonomi digital, ekonomi online di Asia Tenggara masih merupakan ekonomi yang terbaik dibandingkan dengan negara lain, masih tumbuh ekonomi digitalnya sementara kalau negara-negara lain mengalami kesulitan," jelasnya.

Ia menjelaskan, Singapura yang terbiasa mengekspor mengalami pukulan yang luar biasa, Namun kalau Indonesia dari sisi ekonomi berbasis online, jauh lebih baik dibandingkan negara lain.

"Nomor dua Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia, terakhir Filipina juga agak terpuruk, pertumbuhan ekonomi digital di ASEAN untuk Indonesia ini masih positif, masih 40 persen kekuatan ekonomi digital di negara-negara ASEAN," ungkapnya.

Bahkan, ia menuturkan, tahun 2019 ke 2020 itu Indonesia mengalami peningkatan jumlah pelaku atau konsumen yang memanfaatkan aplikasi-aplikasi digital untuk perdagangan e-commerce.

"Naik 10 juta, jadi tidak main-main, negara-negara lain itu kesulitan tapi Indonesia naik 10 juta. Orang-orang yang tidak tinggal di kota, di pinggir-pinggir kota atau ada di desa. Artinya selama pendemi itu justru ada peningkatan omzet perdagangan online maupun juga transaksi-transaksi online," pungkasnya.