Bagikan:

JAKARTA - Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di DPR RI melontarkan kritik terhadap rencana lifting minyak bumi dan gas (migas) yang diajukan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022.

Melalui juru bicarany, Jon Erizal, partai era reformasi itu menilai target yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun depan di sektor energi kurang relevan. Pasalnya, asumsi yang dibuat berdasarkan kondisi riil pada 2020 silam yang cenderung mengalami tekanan dan diperkirakan cenderung berlanjut hingga tahun depan.

“Berkaca pada realisasi lifting migas pada 2020, maka Fraksi PAN mengingatkan agar target produksi minyak bumi dan gas pada 2022 tidak terlalu ambisius sehingga berdampak pada proyeksi PNBP (penerimaan negara bukan pajak) sumber daya alam migas yang terlalu tinggi,” ujarnya dalam Rapat Paripurna DPR RI dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 25 Mei.

Meski demikian, Jon berharap pemerintah bisa meningkatkan realisasi penerimaan negara seiring dengan naiknya harga komoditas energi global yang didorong oleh kenaikan permintaan.

“Namun, Fraksi PAN percaya di tengah tren perbaikan harga komoditas maka sudah sepantasnya produksi gas dan minyak bumi bisa berdampak positif terhadap penerimaan negara,” tutur dia.

Secara khusus, Jon meminta pemerintah melalui Menteri Keuangan untuk menjalankan beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh fraksinya.

Pertama, mendesak pemerintah untuk meningkatkan arus investasi ke sektor migas untuk mengganti sumur yang sudah mati, atau revitalisasi sumur tua yang masih produktif, serta mencari lapangan eksplorasi baru.

Kedua, mendorong penggunaan bahan bakar gas dalam kegiatan proses industrialisasi yang saat ini tengah terjadi karena memiliki keunggulan dari sisi ekonomi dan juga ramah lingkungan.

Tiga, tErus menggenjot produksi minyak mentah di dalam negeri agar bisa mencapai target 1 juta barel per hari pada 2030 mendatang.

Untuk diketahui, saat menyampaikan RAPBN 2022 Menkeu Sri Mulyani menyebut bahwa salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan dalam penyusunan anggaran negara pada tahun depan adalah lifting minyak mentah 686.000-726.000 barel perhari, serta lifting gas 1.031 - 1.103 barel perhari ekuivalen minyak.

“Secara umum, Fraksi PAN mendukung penyampaian pemerintah terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal dalam RAPBN tahun anggaran 2022 dengan berhati-hati terhadap berbagai risiko yang dapat menyebabkan melesetnya penerimaan negara sehingga berpotensi menambah defisit fiskal,” tutup Jon.