Perusahaan Tambang Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Ini Rugi Rp72 Miliar di Kuartal I 2021
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan tambang mineral, PT Merdeka Copper Gold Tbk mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal I 2021. Emiten berkode saham MDKA yang terafiliasi dengan Grup Saratoga itu pun pendapatan dan laba bersihnya terkoreksi signifikan.

Dikutip dari laporan keuangan MDKA yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 19 Mei, perusahaan milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno ini mencatatkan pendapatan sebesar 46,54 juta dolar AS atau Rp674,49 miliar pada kuartal I 2021. Raihan ini turun 55,15 persen dari 103,78 juta dolar AS pendapatan pada kuartal I 2020.

Pendapatan proyek Tujuh Bukit menjadi penekan utama kinerja MDKA secara keseluruhan karena terkoreksi 67,45 persen menjadi sebesar 29,14 juta dolar AS dibandingkan dengan 89,5 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Padahal, pendapatan proyek Wetar dan lainnya berhasil mencatatkan pertumbuhan masing-masing menjadi 16,85 juta dolar AS dan 548.082 dolar AS. Jika berdasarkan segmen geografis, penjualan ekspor mengalami penurunan signifikan, terutama ke Hongkong yang hanya sebesar 26,62 juta dolar AS dibandingkan dengan 95,29 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, penjualan domestik berhasil naik menjadi 6,5 juta dolar AS pada kuartal I 2021 dari 1,5 juta dolar AS pada kuartal I 2020. Beban pokok pendapatan MDKA pada tiga bulan pertama tahun ini itu pun tidak jauh dari perolehan pendapatan, yaitu sebesar 48,77 juta dolar AS.

Alhasil, MDKA mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 4,98 juta dolar AS atau Rp72,17 miliar. Perolehan itu berbanding terbalik dengan laba bersih yang berhasil didapatkan MDKA pada kuartal I 2020 sebesar 14,97 juta dolar AS.

Adapun total aset perseroan naik menjadi 1,16 miliar dolar AS yang didukung peningkatan kas dan bank sebesar 277,35 juta dolar AS. Sementara itu, total liabilitas perseroan naik menjadi 438,94 juta dolar AS pada akhir Maret 2021 dibandingkan dengan 365,96 juta dolar AS pada akhir 2020.