Setelah Viral Mr. Hu di Twitter, Shopee Tendang Beberapa Produk China agar Tak Masuk ke Indonesia
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Fenomena Mr. Hu menjadi trending topic dan ramai dibicarakan di Twitter beberapa waktu lalu. Mr. Hu diduga merupakan seller dari China yang menjual berbagai produk murah di Indonesia. Buntut fenomena ini, Shopee Indonesia memutuskan untuk menutup akses masuk 13 produk luar negeri khususnya China di platform digitalnya.

Adapun keputusan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Kemenkop UKM dengan Shopee Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk melindungi produk lokal usaha mikro, kecil, menengah (UMKM).

Adapun 13 kategori produk yang dilarang masuk ke Indonesia oleh Shopee adalah hijab, atasan muslim pria, bawahan muslim wanita, dress muslim, atasan muslim pria, bawahan muslim pria, outwear muslim, mukena, pakaian muslim anak, aksesori muslim, peralatan salat, batik, dan kebaya.

Executive Director Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan pihaknya berusaha untuk memprioritaskan penjual dan produk lokal di dalam platform digitalnya. Itu sekaligus memberikan kesempatan lebih ke pelaku usaha lokal dengan begitu produk lokal bisa lebih bersaing.

"Shopee merupakan bisnis UMKM, roda penggerak negara adalah UMKM, tidak ada UMKM tidak ada Shopee. Jadi kita support kebijakan UMKM supaya kita bisa jalani kebijakan baru ini," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 18 Mei.

Bersama Kemenkop, kata Handhika, Shopee akan terus mengkaji produk apa saja yang perlu dibatasi guna memprioritaskan penjual produk lokal.

"Jadi 13 produk usaha ini merupakan kajian pertama, nantinya kita terus diskusikan apa saja jenis usaha yang mau kita dorong lagi dari sisi pengusaha lokal terutama produksi Indonesia," jelasnya.

Lebih lanjut, Handhika mengaku pembatasan tersebut tidak merugikan Shopee. Sebab selama ini, persentase bisnis luar negeri di marketplace itu hanya sebesar tiga persen.

"Jadi tidak mengakibatkan bisnis Shopee berubah secara besar. Melalui kebijakan ini, nilai 3 persen itu diharapkan bisa lebih kecil lagi," tuturnya.

Handhika juga menekankan bahwa tidak ada paksaan dari pemerintah terkait penutupan akses 13 produk asing ini. Sebab, langkah pembatasan ini merupakan hasil diskusi.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan saat ini Indonesia sudah masuk dalam perdagangan bebas. Tetapi, Teten mengatakan, bukan berarti produk UMKM harus kalah dan mati melawan gempuran produk luar negeri. Apalagi banyak produsen Indonesia yang mampu membuatnya.

Kata Teten, penutupan ini pun berpotensi untuk menyelamatkan produk UMKM hampir Rp300 triliun per tahun. Mulai dari industri fashion muslim Rp280 triliun dan industri batik potensinya mencapai Rp4,89 triliun.

"Shopee saya kira juga sudah sepakat untuk mengidentifikasi dan mengkurasi produk luar negeri yang masuk ke Indonesia agar tidak membunuh produk lokal, tidak membunuh UMKM. Saya kira ini satu hal yang perlu diapresiasi. Ini potensinya cukup besar untuk penyelamatan UMKM itu hampir Rp300 triliun per tahun," kata Teten.