JAKARTA - Perusahaan restoran cepat saji KFC Indonesia yang dikelola PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) tengah viral karena pada awal pekan ini para buruh yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) SBT Fast Food Indonesia menggelar aksi demonstrasi di depan kantor pusat KFC yakni di Gelael, MT Haryono, Jakarta.
Demonstrasi yang digelar pada Senin 12 April oleh para pegawainya itu mendesak agar manajemen Fast Food mengeluarkan kebijakan pembayaran upah sebagaimana mestinya. Pegawai juga menuntut Fast Food Indonesia agar mengembalikan upah yang selama ini ditahan oleh perusahaan.
Di tengah ramainya kejadian ini, publik juga bertanya-tanya, siapa saja sosok penting yang menjadi pemegang saham utama di balik KFC Indonesia? FAST sendiri adalah pemegang hak waralaba tunggal merek KFC Indonesia. Merek KFC secara global dimiliki oleh Yum! Brands, Inc, perusahaan yang tercatat di bursa Wall Street yakni New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham YUM.
Di Indonesia, pemegang saham mayoritas KFC Indonesia adalah PT Gelael Pratama. Perusahaan ini dimiliki oleh keluarga Gelael, yang merupakan pendiri Fast Food Indonesia.
Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 15 April, PT Gelael Pratama menguasai 40 persen atau 1.596.111.050 saham FAST per 13 April 2021. Rincian dari 40 persen tersebut, pemegang saham mayoritas diisi sang istri Dick Gelael, Elisabeth Gelael, yakni sebesar 67,5 persen atau 1.077.374.959 saham. Elisabeth menduduki posisi komisaris FAST.
Dua pemegang saham lainnya, ialah almarhum Rudy Tanudjaja Saputra, rekan Dick, yang memegang 4,75 persen saham dan Martin Tanudjaja Saputra sebesar 17,5 persen.
Ricardo Gelael, yang adalah anak Dick dan Elisabeth, memiliki 10,25 persen atau 163.601.382 saham di PT Gelael Pratama. Ricardo adalah seorang pengusaha dan pembalap reli sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama FAST.
Ricardo adalah ayah dari pembalap muda berbakat, Sean Gelael. Sean sedang bersiap mengikuti ajang World Endurance Championship (WEC) tahun ini bersama tim asal Inggris JOTA pada kategori LMP2 setelah lima tahun berkiprah di ajang FIA Formula 2.
BACA JUGA:
Selain keluarga Gelael, saham Fast Food Indonesia juga dimiliki oleh konglomerat Anthony Salim, lewat PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) dengan kepemilikan 35,84 persen atau 1.430.115.492 saham FAST per 7 April 2021.
Indoritel sendiri adalah perusahaan investasi bergerak di industri konsumen dan ritel Tanah Air. DNET mengelola gerai-gerai minimarket Indomaret (PT Indomarco Prismatama) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain di FAST, DNET juga masuk di saham emiten produsen brand roti Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dengan kepemilikan 25,77 persen atau 1.594.467.000 saham. PT Megah Eraraharja (ME), yang dimiliki Grup Salim, adalah pemegang saham pengendali DNET dan entitas anaknya.
Data terbaru per 31 Maret 2021, Megah Eraraharja memiliki 26,60 persen atau 3.773.443.869 saham DNET. Sementara, Hannawell Group Limited menguasai 39,35 persen atau 5.581.931.400 saham.
Anthony Salim sendiri memiliki 25,30 perseb atau 3.588.278.023 saham DNET. Sisanya sebesar 8,75 persen dimiliki oleh masyarakat (kepemilikan di bawah 5 persen).
Anthony Salim, adalah bos dari Grup Salim, tercatat menjadi komisaris utama di Fast Food Indonesia. Salah satu orang terkaya di Indonesia ini juga menjabat sebagai Presiden dan CEO Salim Group dan Presiden Direktur CEO PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).