Bagikan:

JAKARTA - Pengelola gerai KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk berharap banyak kepada pemerintah di tahun depan. Perusahaan berkode saham FAST tersebut ingin agar kebijakan pemerintah seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menghambat bisnis pariwisata dapat dilonggarkan.

"Kami berharap dapat dibuka kembali, sehingga dapat memberikan kesempatan yang lebih baik untuk melakukan usaha. Karenanya kami akan melakukan perkembangan yang maksimal hingga dapat mencapai target penjualan kami tahun depan," ungkap manajemen Fast Food Indonesia, dikutip dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu 16 Desember.

Pandemi COVID-19 memang masih menjadi momok menakutkan bagi dunia bisnis di Tanah Air. Fast Food Indonesia harus menutup sebanyak 33 gerai mereka di tahun ini.

Perseroan punya beberapa pertimbangan mengenai penutupan gerai tersebut. Pertama, karena gerai KFC berada di transit point seperti bandara atau stasiun.

"Kedua, karena pemilik area properti di mana gerai KFC berada tutup sementara. Sebanyak 33 gerai KFC tersebut bukan berarti tutup atau berhenti beroperasi, karena jika nantinya keadaan sudah membaik dan area properti sudah buka kembali, kami berencana untuk mengoperasikan kembali 33 gerai tersebut," jelas manajemen fast Food Indonesia.

Merebaknya virus COVID-19 memang membuat kinerja perusahaan pembuat ayam goreng ini tertekan. Sebagai informasi saja, Fast Food Indonesia mencatatkan kerugian akibat dari penurunan pendapatan hingga kuartal III 2020.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2020, Fast Food Indonesia membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp298,33 miliar. Itu berbanding terbalik dengan posisi keuntungan sebesar Rp175,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kerugian tersebut memang disebabkan oleh koreksi pendapatan sebesar 28,47 persen secara tahunan menjadi hanya Rp3,59 triliun. Padahal sebelum pandemi melanda, pihak Fast Food Indonesia memproyeksikan bisa meraup pendapatan Rp8 triliun di 2020.

Fast Food Indonesia pun merevisi target pendapatan tahun ini hanya menjadi sekitar Rp5,03 triliun. Terkait target pembukaan gerai baru pun, mereka hanya mampu menambah 10 unit gerai dari rencana sebelum adanya pandemi dengan penambahan 20-25 gerai baru di tahun 2020 ini.