YOGYAKARTA - Dalam dunia bisnis terdapat istilah penyusutan aset atau nilai barang. Depresiasi atau penyusutan aset dalam dasar-dasar akuntansi merujuk pada suatu akumulasi biaya yang dialokasikan untuk aset tetap selama periode tertentu.
Pemilik bisnis atau perusahaan perlu tahu cara menghitung biaya penyusutan.
Depresiasi atau penyusutan merupakan cara bagi bisnis dalam mengalokasikan biaya aset tetap selama masa manfaatnya. Penyusutan juga menunjukkan berapa banyak nilai aset yang sudah digunakan oleh bisnis atau perusahaan. Penghitungan aset ini sangat penting dipahami karena mempengaruhi laba bersih dalam laporan keuangan.
Terdapat dua aspek dalam depresiasi atau penyusutan aset dalam bisnis. Aspek pertama berupa penurunan nilai aset dari waktu ke waktu. Aspek kedua yaitu mengalokasikan harga awal yang dibayarkan untuk aset tertentu selama periode waktu penggunaan. Lantas bagaimana cara menghitung biaya penyusutan aset?
Cara Menghitung Biaya Penyusutan Aset Bisnis
Penyusutan aset atau depresiasi bisa diartikan sebagai suatu hal yang dapat mengubah biaya asli dari fixed assets (aset tetap). Misalnya seperti nilai aset alat-alat kerja, gedung pabrik, dan mesin produksi yang menjadi beban selama masa manfaat yang diharapkan dari penggunaan aset tetap.
Depresiasi umumnya bakal mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan karena akumulasi depresiasi dalam setiap aset bisa mengurangi nilai buku pada neraca. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara menghitung biaya penyusutan aset sebagai berikut:
Penyusutan aset bisa dihitung setiap bulan dengan beberapa metode penghitungan sebagai berikut:
Metode Garis Lurus
Pemilik bisnis bisa menghitung biaya penyusutan aset dengan metode garis lurus atau straight line. Metode ini menjadi cara penghitungan biaya penyusutan aset yang sering diterapkan dalam akuntansi. Metode ini menaruh fokus penghitungan pada penyusutan berdasarkan waktu, bukan dari fungsi pemakaiannya.
Rumus menghitung biaya penyusutan aset dengan metode garis lurus yakni sebagai berikut:
- Rumus Biaya Penyusutan = (Biaya Perolehan Aset – Nilai Residu) / (Masa Manfaat Aset)
- Rumus Beban Penyusutan = (Rp300 juta – Rp60 juta) / 5 = Rp48 juta
Metode Beban Menurun
Decreasing change method atau depresiasi beban menurun adalah metode penghitungan biaya penyusutan aset yang juga bisa diterapkan oleh pemilik bisnis. Metode penghitungan ini merupakan penyusutan yang dipercepat dimana menyediakan biaya penyusutan lebih tinggi pada awal tahun dan menjadi rendah di periode selanjutnya.
Metode beban menurun ini berfokus pada beban penyusutan yang lebih banyak pada awal tahun, lantaran aktiva mengalami penurunan pada tahun tersebut. Rumus menghitung penyusutan dengan metode bebas menurun yang terbagi menjadi dua, yaitu metode jumlah angka tahun dan metode saldo menurun.
Metode Jumlah Angka Tahun
Cara menghitung biaya penyusutan aset dalam metode ini dilakukan dengan mengambil perkiraan umur aset dan menjumlahkan digit untuk setiap tahunnya. Misalnya jika aset diasumsikan akan bertahan sampai lima tahun, jumlah digit tahun bakal dihitung dengan menambahkan 5+4+3+2+1 untuk memperoleh total 15.
Kemudian setiap digit dibagi dengan jumlah ini untuk menentukan persentase di mana nilai aset harus disusutkan setiap tahun. Penentuan persentase tersebut dimulai dengan angka tertinggi di tahun 1 atau masa awal. Berikut ini rumus menghitung biaya penyusutan aset dengan metode jumlah angka tahun:
Biaya Depresiasi = (Sisa masa pemakaian aset ÷ Jumlah masa pemakaian aset) x nilai residu
Metode Saldo Menurun
Pemilik bisnis juga bisa menghitung biaya penyusutan aset dengan metode saldo menurun. Dengan menerapkan metode ini, Anda memerlukan nilai buku aset supaya bisa mengkalikan dengan tingkat depresiasi garis lurus.
Selanjutnya dikalikan dengan jumlah tersebut dengan tingkat depresiasi yang diharapkan, hingga 200 persen. Pada objek atau aset dengan manfaat selama lima tahun, akan memungkinkan Anda mengambil biaya penyusutan mencapai 40 persen di tahun pertama pemakaian.
Metode Depresiasi Berdasarkan Penggunaan
Metode penghitungan biaya penyusutan aset selanjutnya adalah metode depresiasi berdasarkan penggunaan.
Metode ini menjadi cara alternatif untuk mendepresiasi aset berdasarkan waktu penggunaan. Setelah mengurangi nilai sisa dari nilai buku, Anda bisa membaginya dengan perkiraan total produksi aset selama masa penggunaannya.
Jumlah tersebut kemudian akan dikalikan dengan produksi aktual aset guna menentukan akumulasi beban penyusutan, hingga nilai buku sampai sama dengan nilai residu. Metode penghitungan penyusutan ini mungkin berguna dalam kasus di mana sebagian besar produksi bisa terjadi di waktu mendatang dalam masa pakai aset.
BACA JUGA:
Demikianlah beberapa metode atau cara menghitung penyusutan aset yang bisa diterapkan oleh pemilik bisnis. Setiap metode memiliki cara penghitungan yang harus disesuaikan dengan jenis aset masing-masing. Baca juga apa itu revenue dan perbedaan dengan income dalam bisnis.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan kabar terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.