Pembangunan Konstruksi Bendungan Pertama PLTA Kayan Cascade Ditargetkan Mulai Tahun Depan
Direktur Operasional KHE Khaeroni (foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

BULUNGAN - PT Kayan Hydro Energi (KHE) menargetkan konstruksi pembangunan bendungan pertama Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade dimulai pada tahun depan.

Direktur Operasional KHE Khaerony menjelaskan PLTA yang bakal memiliki kapasitas total 9.000 megawatt (MW) itu telah memasuki tahap pembangunan diversion channel (saluran pengalihan).

Roni sapaan akrab Khaerony menjelaskan pekerjaan diversion ini telah dilakukan sekitar 3-4 bulan yang lalu. Ia menjelaskan bahwa pengerjaan pengalihan sungai ini dilakukan lewat proses peledakan atau blasting di lokasi proyek. Dimana ditargetkan pengerjaan tersebut bisa rampung 6-8 bulan.

“Sekarang kami berkonsentrasi di diversion channel supaya paling tidak tahun depan itu sudah selesai dan kami bisa mengalihkan sungai untuk melakukan konstruksi bendungan Kayan,” ujarnya di arena pembangunan PLTA Kayan Cascade, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, Senin, 11 Desember.

Lebih lanjut, Roni menjelaskan bahwa berdasarkan pengecekan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per Agustus 2022 lalu, progres pembangunan bendungan 1 PLTA Kayan sudah mencapai 27 persen.

“Pastinya sekarang ada perubahan cukup drastis. Kami di sini menggunakan konsultas pengawas, Indra Karya. Itu artinya yang mengawasi itu nanti Indra Karya yang bisa membuat laporannya ke kami,” paparnya.

Sekadar informasi, PLTA Kayan Cascade ini akan memanfaatkan area sepanjang aliran air Sungai Kayan, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Nantinya ada lima bendungan, dengan 5–6 unit turbin pembangkit pada tiap bendungannya.

Adapun nilai investasi proyek ini mencapai 17,8 miliar dolar AS. Untuk pembangunan proyek ini PT KHE bermitra dengan perusahaan energi asal Jepang, Sumitomo Corporation.

Listrik yang dihasilkan oleh proyek PLTA ini akan menyuplai kawasan industri hijau di Kalimantan Utara dan Ibukota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Termasuk akan memasok kebutuhan listrik di Pulau Kalimantan, termasuk kawasan industri hijau yang dikembangkan oleh PT Indonesia Strategis Industri (ISI).