PLTA Kayan Cascade dan Transformasi Energi
Penandatangan kesepakatan kerja sama PT KHE dengan Sumitomo Corporation disaksikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Dubes Jepang Mr Kanasugi Kenji di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (6/10). (Dok VOI)

Bagikan:

PT Kayan Hydro Energy sepakat kerja sama dengan Sumitomo Corporation membangun PLTA Kayan Cascade. Penandatangan dilaksanakan Kamis, 6 Oktober di Hotel Fairmont Jakarta.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Direktur Utama PT Kayan Hydro Energy (KHE) Andrew Sebastian Suryali dan Head of Infrastructure Business Unit Asia & Oceania Sumitomo Corporation Satoshi Matsui, disaksikan Airlangga Hartarto dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji. Acara penandatangan sendiri berlangsung meriah. Dihadiri puluhan media internasional dan nasional.

Dalam sambutannya Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pengembangan PLTA Kayan Cascade sudah menjadi perhatian Presiden Jokowi, dan sudah menjadi bagian dari komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission (NZE) di tahun 2060. Dikatakan Airlangga, pemerintah menargetkan 23 persen dari keseluruhan sumber energi di Indonesia berasal dari renewable energy di tahun 2026.

Ia berharap dengan menggandeng Sumitomo Corporation, PT KHE bisa juga menggandeng berbagai industri hilir lainnya.

Kepala Staf Kepresidenan Jendral Purnawirawan Moeldoko yang juga hadir mengapresiasi kerberlanjutan proyek pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade yang terletak di Kalimantan Utara tersebut. Menurut Moeldoko, pembangunan PLTA Kayan Cascade merupakan komitmen bangsa Indonesia terhadap green energy. Dikatakan Moeldoko, proyek Kayan Cascade di Kalimantan Utara ini merupakan proyek monumental bagi Indonesia untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia punya semangat yang kuat dalam transformasi energi.

Sementara Satoshi Matsui dalam pidatonya usai penandatanganan mengatakan, Sumitomo merasa terhormat telah berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia melalui perkembangan historis di sektor infrastruktur ketenagalistrikan.

Ia percaya bahwa PLTA Kayan Cascade akan menjadi dasar dari sejarah Sumitomo berikutnya yang akan berkontribusi pada program transisi energi nasional di Indonesia untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan. Hal ini tentunya untuk meningkatkan energi terbarukan dalam bauran energi nasional, dan untuk mengurangi emisi karbon sesuai dengan komitmen nasional dalam Perjanjian Paris dan COP26.

Karena itu Sumitomo akan mengembangkan PLTA Kayan Cascade bersama dengan PT Kayan Hydro Energy untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia.

Seperti dikatakan Direktur Utama PT KHE Andrew Sebastian Suryali, listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan Cascade ini akan menyuplai kawasan industri hijau yang dikembangkan PT. Indonesia Strategis Industri (PT ISI), dan kebutuhan listrik di Pulau Kalimantan pada umumnya.

Dengan terbangunnya PLTA Kayan Cascade, maka daya tarik kawasan industri hijau ini akan semakin kuat bagi seluruh kalangan industri yang peduli pada pengurangan emisi karbon.

PLTA Kayan yang dibangun oleh PT KHE memanfaatkan area sepanjang sungai Kayan dan terdiri atas 5 bendungan dengan 5-6 unit turbin pembangkit tiap bendungannya. Tahap pertama PLTA Kayan berkapasitas 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.

Proyek PLTA Kayan Cascade sudah berjalan sejak 2011, dan sudah melengkapi semua perizinan yang diperlukan. Saat ini PT KHE sedang melakukan pembangunan infrastruktur awal bendungan. Diperkirakan pada tahun 2023 akan dilanjutkan untuk membangun infrastruktur pendukung bendungan, dan bangunan pengelak atau diversion channel yang menjadi anak tangga pertama dalam tangga cascade.

Jadi, jika PLTA Kayan Cascade ini selesai, mungkin Indonesia bakal menjadi negara yang paling siap menghadapi net zero emission (NZE). Apalagi dengan nilai investasi lebih dari 17 miliar dolar Amerika, PLTA Kayan Cascade ini bakal menjadi PLTA terbesar se-Asia Tenggara. (*)