G20 dan Transisi Energi
Bendungan PLTA PT. Kayan Hydro Energy diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi hijau di Kaltara. (Istimewa)

Bagikan:

Diketahui sustainable energy transition atau transisi energi berkelanjutan menjadi salah satu isu prioritas pada Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, di samping dua topik lainnya yakni Sistem Kesehatan Dunia serta Transformasi Ekonomi dan Digital.

Di forum G20 ini, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif. Indonesia pun memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia, dukungan penuh terhadap transisi energi global.

Pemerintah Indonesia sendiri telah berkomitmen dalam mempercepat transisi energi. Selain mematok target bauran energi dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025, Presiden Joko Widodo juga menegaskan komitmen Indonesia dalam pemenuhan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Mendukung arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan komitmen pemerintah Indonesia mempercepat transisi energi, Minggu (13/11) di sela perhelatan G20 di Hotel Intercontinental Sanur, Bali, Sumitomo Corp dan PT PLN menggelar acara The Signing Ceremony of Principles Agreement for Project Cooperation Related to Energy Transition between PLN and Sumitomo Corporation.

Dan, salah satu projek Sumitomo Corp di Indonesia terkait transisi energi, green energy dan energi baru terbarukan (EBT) adalah bersama PT Kayan Hydro Energy (KHE) menggarap PLTA Kayan Cascade di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

PLTA Kayan Cascade berkapasitas 9000 Megawatt dengan nilai investasi total 17,8 miliar dollar AS ini juga merupakan bentuk nyata dari dukungan terhadap komitmen pemerintah Indonesia dalam Paris Agreement dan CPOP26 terkait ekonomi hijau.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang hadir dalam acara The Signing Ceremony of Principles Agreement for Project Cooperation Related to Energy Transition between PLN and Sumitomo Corporation mengatakan bahwa proyek PLTA Kayan Cascade adalah sebuah era baru dari proses produksi energi di Indonesia.

Menurut Moeldoko, PLTA Kayan Cascade adalah bukti jika Indonesia mampu berkegiatan produktif yang sejalan dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Dengan tegas mantan Panglima TNI ini mengatakan bahwa PLTA Kayan Cascade adalah sejarah dan jawaban masa depan.

Lebih lanjut, Moeldoko juga menyampaikan jika PLTA Kayan Cascade merupakan salah satu bagian penting dari pemerintahan Presiden Jokowi. Pasalnya, fasilitas infrastruktur ini adalah proyek investasi terbesar pada 10 tahun belakangan. Dan akan akan menjadi legacy dari pemerintahan Presiden Jokowi.

Rasanya apa yang disampaikan Moeldoko tidak berlebihan. Proyek PLTA Kayan Cascade ini sudah berjalan sejak 2011. Konstruksi bendungan pertama akan dimulai pada awal 2023 dan diperkirakan selesai pada tahun 2027.

Listrik yang dihasilkan oleh proyek PLTA ini akan menyuplai kawasan industri hijau yang dikembangkan PT. Indonesia Strategis Industri (ISI) dan kebutuhan listrik di Pulau Kalimantan pada umumnya.

Dengan terbangunnya PLTA Kayan Cascade maka daya tarik kawasan industri hijau ini akan semakin kuat bagi seluruh kalangan industri yang peduli pada pengurangan emisi karbon. Dan juga mungkin, jika ini terjadi akan membuat Indonesia menjadi negara yang paling siap dalam menjalankan transisi energi sesuai dengan Paris Agreement dan pemenuhan Net Zero Emission (NZE). (*)