Penyebab Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Membengkak Sampai Miliaran!
Banyak sebab yang membuat biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung membengkak. (dok KCIC)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) di kala ini membengkak dari keperluan pembiayaan permulaan imbas beragam elemen. Hingga dengan waktu ini, pembengkakan tarif atau cost overrun yang teridentifikasi menempuh US$1,176 miliar atau sepadan dengan sekitar Rp16,8 triliun. Lalu apa penyebab biaya proyek kereta cepat Jakarta Bandung?

PT Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC) mencatat bahwa selama 2019-2022 cost overrun proyek menempuh US$2,6 miliar kepada tarif permulaan yaitu US$6,07 miliar. Tetapi, sesudah penganalisisan, cost overrun turun menjadi US$1,675 miliar atau sekitar Rp24 triliun. 

Terbaru, kajian atau ulasan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan bahwa cost overrun menyusut menjadi US$1,176 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun. Terdapat sejumlah elemen yang disebut menunjang sembabnya tarif proyek transportasi itu.

Proyek Kereta Cepat (Unsplash)
Proyek Kereta Cepat (Unsplash)

Penyebab Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung

Pertama, agenda integrasi moda kereta cepat dengan transportasi lainnya seperti LRT Jabodebek diukur ikut memicu adanya pembengkakan tarifnya.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC) Dwiyana Slamet mengatakan mulanya tak ada agenda untuk membangun stasiun integrasi kereta cepat dengan modal lain. Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah dan KCIC merasa perlu untuk membangun stasiun integrasi dengan LRT Jabodebek yang berlokasi di Halim Perdanakusuma, Jakarta. 

"Sebab di LRT juga tak ada dana, kemudian pemerintah minta KCIC untuk membangun. Itu memunculkan cost overrun," ujar Dwiyana, April 2022 lalu.

Kedua, penambahan tarif investasi untuk penerapan jaringan telekomunikasi khusus untuk kelancaran perjalanan, keamanan, dan kenyamanan dalam menerapkan kereta api, atau GSM-R. Tarif itu, lanjut Dwiyana, menjadi tambahan tarif tanggungan dari pihak KCIC. 

Ketiga, keadaan geologis yang menghalangi paket proyek terowongan sepanjang 1.050 m. Untuk dikuasai, proyek terowongan dibangun di tanah lempung sehingga mengurangi kekuatan dukung tanah hingga dengan 80 persen. 

"Sebab kita tak mungkin lagi membelokkan atau merelokasi trasenya. Banyak pertimbangan, jadi perencanaan bagaimana seharusnya melalui tanah clay shale dan semestinya ada tunnel di sini," tutur Dwiyana secara terpisah pada akhir Maret 2022.

Keempat, pengadaan lahan dan relokasi. Dwiyana mengatakan pengerjaan itu memakan porsi cukup besar untuk pembengkakan tarif sekalian waktu pembangunan, seiring juga dengan harga lahan yang naik. 

Sebagian bangunan atau fasilitas umum yang seharusnya direlokasi kontraktor yaitu masjid, sekolah, parit, jalan, dan lain-lain. 

"Sementara dalam perencanaan itu sekitar 128 lokasi, praktiknya sebab banyak permintaan dari masyarakat pengaruh fasilitas umum terdampak proyek menurut proposal dari masyarakat, realisasinya jadi sekitar 500-an," katanya.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan bahwa hambatan pembebasan lahan terjadi pada 2019. Hal itu dikenalkan pada saat Rapat Dengar Pendapatan (RDP) dengan Komisi V DPR, Rabu (6/7/2022). Didiek juga membongkar bahwa di kala ini kas PT KCIC telah menipis. 

Oleh karena itu, ia mengukur Penyertaan Modal Negara (PMN) yang disetujui oleh DPR bulan ini juga sebesar Rp4,1 triliun akan dapat menolong perusahaan. 

"Kemarin telah dalam pembahasan menyeluruh dan akan diberi support dan ini apalagi enggak jadi 2022 karenanya berpotensi penyelesaiannya kereta cepat ini akan terhambat juga, sebab cashflow KCIC itu akan bertahan hingga September sehingga belum turun karenanya cost overrun ini Juni 2023 akan terancam mundur," tuturnya.

Kecuali tarif bengkak, proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung juga molor setidaknya dua kali dari sasaran permulaan yaitu 2019. Sasaran pengoperasian KCJB di kala itu mundur ke 2022, dan sekarang ditargetkan untuk meluncur pada 2023. 

Pemerintah mengungkapkan KCJB dapat beroperasi pada 2023, dan pada akhir 2022 diterangkan terhadap Presiden China XI Jinping pada perhelatan G20. 

"Janji dari pemerintah Indonesia bahwa kereta Cepat ini seharusnya langsung dioperasikan. Semoga di tahun 2023," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Daerah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo di Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Jadi setelah mengetahui penyebab biaya proyek kereta cepat Jakarta Bandung, Simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!