JAKARTA - Transisi energi berkelanjutan dalam program Science 20 (S20) yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Presidensi G20 pada 2022 dalam sorotan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).
"Transisi energi bukan hanya tentang perubahan teknologi dari pemanfaatan bahan bakar fosil ke energi terbarukan saja, tetapi juga terkait dengan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan," kata Ketua AIPI sekaligus Chair S20 Satryo S Brodjonegoro dalam keterangan tertulis dikutip Antara, Sabtu 19 Februari.
Satryo menuturkan untuk mengukur seberapa efektif proses transisi energi berlangsung, maka semua aspek termasuk aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan harus diperhitungkan dengan tepat.
Menurut dia, diperlukan kerja sama, kolaborasi, dan sinergi para pemangku kepentingan yang memiliki peran strategis dalam transisi energi di Indonesia.
Transisi energi hijau berkelanjutan menjadi salah satu topik G20 2022. Dengan tema Recover Together, Recover Stronger, posisi Indonesia sebagai tuan rumah G20 menjadi penting untuk bersama-sama mendorong transisi energi hijau yang berkelanjutan.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengangkat tiga isu prioritas melalui forum Transisi Energi G20 dalam format Energy Transitions Working Group (ETWG) untuk mendorong percepatan peralihan energi global dari fosil ke energi hijau.
"Pilar transisi energi akan mengangkat tiga isu prioritas, yaitu akses, teknologi dan pendataan," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif saat peluncuran forum Transisi Energi G20 yang dipantau di Jakarta, Kamis (10/2).
Pemerintah Indonesia berharap ketiga isu prioritas itu bisa memberikan hasil persidangan G20 yang lebih konkret guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan, serta transisi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan yang berkelanjutan.