Bagikan:

BULUNGAN - PT Kayan Hydro Energi (KHE) menyebut, konstruksi untuk infrastruktur pendukung pembangunan bendungan pertama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade sudah dimulai tahun ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Operasi PT KHE Sapta Nugraha saat ditemui VOI di PLTA Kayan Cascade, Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), Kamis, 30 Mei.

"Kalau secara pekerjaan sudah dimulai. Jadi, mulai dari jalan akses yang tadi kami lihat sampai nanti ke bendungan itu sudah mengakses kepada tubuh bendungannya. Kan, memang yang pertama kali dibangun itu adalah untuk mengalihkan air sungai sementaranya, saluran pengelak namanya. Itu yang sedang kami lakukan," kata dia.

Sapta menambahkan, saat ini semua infrastruktur pendukung untuk pembangunan bendungan tahap pertama sedang dikerjakan. Menurutnya, hal pertama yang dilakukan ketika membangun bendungan adalah membuka jalan akses di sekitar area konstruksi.

"Karena pertama kali yang memang harus dilakukan, kan, mengakses areal konstruksi. Itu sudah terhubung semuanya. Tinggal kami nanti merapikan badan jalan supaya konturnya tidak terlalu terjal," ucapnya.

Dia mengatakan, secara progres, semua pekerjaan sudah sesuai dengan rencana. Saat ini, lanjutnya, pekerjaan sudah masuk ke tahap badan bendungan.

"Saluran yang pertama kali dibangun untuk bendungan, ya, saluran pengelak. Karena, kan, air dari sungai itu harus dialirkan dulu supaya sungainya bisa kering. Kemudian, dilakukan penggalian baru pembendungan pada akhirnya. Itu standarnya memang begitu," tuturnya.

Lebih lanjut, kata Sapta, saat ini progres untuk infrastruktur pendukung bendungan sudah mencapai lebih dari 20 persen. "Kalau secara konstruksi, itu sekitar 50 persen," imbuhnya.

Adapun nilai proyek untuk bendungan tahap pertama PLTA Kayan Cascade akan menelan biaya sebesar 4 miliar dolar AS.

Diberitakan sebelumnya, PT Kayan Hydro Energi (KHE) menargetkan konstruksi pembangunan bendungan pertama PLTA Kayan Cascade dimulai pada tahun depan.

Direktur Operasional KHE Khaerony menjelaskan, PLTA yang bakal memiliki kapasitas total 9.000 megawatt (MW) itu telah memasuki tahap pembangunan diversion channel (saluran pengalihan).

Roni sapaan akrab Khaerony mengungkapkan, pekerjaan diversion ini telah dilakukan sekitar 3-4 bulan yang lalu. Dia menyebut, pengerjaan pengalihan sungai ini dilakukan lewat peledakan atau blasting di lokasi proyek. Ditargetkan pengerjaan tersebut bisa rampung 6-8 bulan.

"Sekarang kami berkonsentrasi di diversion channel supaya paling tidak tahun depan itu sudah selesai dan kami bisa mengalihkan sungai untuk melakukan konstruksi bendungan Kayan," ujarnya di kawasan pembangunan PLTA Kayan Cascade, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, Senin, 11 Desember 2023.