Bagikan:

JAKARTA - Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Sidoarjo proaktif menggaungkan kampanye #Indonesiamelangkah untuk menggenjot kreativitas generasi muda pelaku industri alas kaki, terutama di level industri kecil dan menengah (IKM).

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita mengatakan, industri alas kaki memiliki hubungan yang erat dengan kalangan anak muda sebagai salah satu segmen pasar utama di industri ini.

"Kami berharap, kegiatan Indonesia Footwear Creative Competition yang merupakan kompetisi berskala nasional yang digelar oleh BPIPI, mampu mendongkrak perkembangan industri alas kaki di Indonesia," kata Reni dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Senin, 21 Agustus.

Reni menyebut, Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC) merupakan kompetisi fotografi, videografi, dan desain yang karyanya dapat dimanfaatkan oleh industri alas kaki. Total ada 482 karya yang masuk melalui website ifcc.bpipi.id. Dari ratusan karya tersebut, terpilih 28 nominasi hingga menjadi tiga besar finalis dari masing-masing kategori.

Sementara itu, Kepala BPIPI Syukur Idayati menyebut, hasil karya juara terpilih akan dikolaborasikan dengan industri alas kaki, seperti fasilitasi pembuatan visual foto & video dari karya desain outsole terpilih untuk mempromosikan produk alas kaki lokal.

"Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terbentuknya pintu kolaborasi, pertukaran ide, dan memberikan pemahaman pergeseran dan peluang industri alas kaki saat ini," ujarnya.

Kemenperin mencatat, perkembangan pelaku industri alas kaki di Indonesia, khususnya yang berskala IKM berpotensi meningkat dari tahun ke tahun, sebab, selama ini Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen alas kaki terbesar di dunia.

Berdasarkan data World Footwear Yearbook 2023, Indonesia merupakan eksportir alas kaki terbesar ketiga di dunia setelah China dan Vietnam sepanjang 2022. Jumlah ekspor produk alas kaki di Indonesia mencapai angka 535 juta pasang atau 3,5 persen dari total produk alas kaki yang diekspor ke seluruh dunia.

Dari laporan World Footwear Yearbook 2023 itu pula, Indonesia tercatat sebagai konsumen produk alas kaki terbesar kelima di dunia dengan total konsumsi sebesar 702 juta pasang sepatu atau 3,2 persen dari total konsumsi produk alas kaki dunia.

"Kondisi ini harus dimaksimalkan dengan baik oleh industri alas kaki dalam negeri," ucap Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Ni Nyoman Ambareny.

Upaya peningkatan pemanfaatan potensi pasar dalam negeri, kata dia, harus dilakukan secara serius. Hal ini mengingat laporan Pusdatin Kemenperin menunjukkan nilai investasi PMDN industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki pada triwulan I-2023 mencapai Rp344,467 juta dan investasi PMA mencapai 190 juta dolar AS.

"Hal ini meningkatkan optimisme kami terhadap pertumbuhan industri alas kaki dalam negeri," kata Ambareny.

Tak hanya itu, lanjutnya, industri alas kaki juga tercatat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Data Kemenperin menunjukkan kontribusi sektor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang melingkupi industri alas kaki terhadap PDB 2022 mencapai angka Rp30,80 triliun atau tumbuh sebesar 9,36 persen 2021.

Sedangkan, pada triwulan I-2023, kontribusi PDB sektor tersebut mencapai Rp7,57 triliun atau telah menyumbang 1,42 persen terhadap PDB nonmigas. Kinerja ekspor sektor itu pada semester I-2023 mencapai sebesar 3,81 miliar dolar AS.

Adapun nilai ekspor komoditi sepatu olahraga menempati delapan besar komoditi dari nilai ekspor industri pengolahan nonmigas.

Namun di sisi lain, Ambareny tidak menampik bahwa industri alas kaki saat ini menghadapi berbagai tantangan, seperti menurunnya permintaan dari pasar ekspor Indonesia (Amerika Serikat dan Eropa) serta persaingan dengan produk harga rendah.

"Oleh sebab itu, Ditjen IKMA melalui BPIPI konsisten mendorong pengembangan pelaku IKM alas kaki ini melalui program peningkatan kapasitas SDM, bimbingan teknis produksi, sertifikasi, fasilitasi dan restrukturisasi mesin, inkubator bisnis, serta fasilitasi partisipasi pameran di dalam maupun luar negeri," imbuhnya.