Industri Alas Kaki Nasional Bakal Bisa Bertahan di Tengah Ancaman Resesi Global
Industri Alas Kaki. Foto: Dok. Kemenperin

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) menyiapkan mitigasi, agar industri alas kaki nasional lebih tahan banting dengan memperkuat rantai pasok dan menggarap potensi industri alas kaki di pasar domestik.

"Meskipun 2023 dihantui resesi ekonomi dunia, namun Kemenperin sangat yakin industri alas kaki nasional mampu bertahan. Pemerintah telah menyiapkan kebijakan fiskal maupun nonfiskal sebagai upaya mitigasi terhadap resesi," kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan persnya, dikutip pada Sabtu, 21 Januari.

Dirjen IKMA menyebut, setelah dihadapkan dengan tekanan akibat pandemi COVID-19, IKM alas kaki kembali dihadapkan dengan potensi ancaman resesi pada tahun ini.

Kendati demikian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga triwulan III-2023, industri alas kaki masih menunjukkan adanya potensi besar, ditambah dari nilai penjualan domestiknya yang mencapai Rp5,07 triliun.

"Industri ini juga tergolong padat karya, dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 159.400 orang dari total industri kecil dan mikro di seluruh wilayah IKM alas kaki di Indonesia," ujar Reni.

Sementara itu, kinerja ekspor produk alas kaki nasional pada kuartal III-2022 juga menunjukkan prospek baik, yaitu sebesar 5,949 miliar dolar AS atau naik dari 4,388 miliar Dolar AS pada kuartal III-2021.

"Selama periode Januari-September 2022, volume ekspor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki mencapai 337,48 ribu ton atau naik 34,28 persen dibandingkan Januari-September 2021 (yoy), dengan neraca perdagangan industri alas kaki surplus sebesar 5,191 miliar dolar AS," ungkap Reni.

Lebih lanjut, Reni mengatakan, guna semakin memperkuat kinerja di sektor industri alas kaki, pihaknya melalui Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) terus melakukan kolaborasi dengan mitra bisnis IKM alas kaki.

Selain program kemitraan, BPIPI juga mendorong program pengembangan produk yang di dalamnya terdapat pengembangan teknologi, serta program akses pasar promosi pemasaran bagi IKM alas kaki berorientasi ekspor.

"Tahun lalu, BPIPI bermitra dengan APLF ASEAN dalam acara pameran industri samak kulit yang mendatangkan para pelaku industri alas kaki dari hulu ke hilir sebagai upaya memperkuat rantai pasok," jelasnya.

BPIPI juga konsisten mendorong para IKM alas kaki untuk lebih peduli terhadap perlindungan kekayaan intelektual, memperhatikan nilai kemasan produk, dan memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI untuk produk sepatu pengaman dari kulit.

Sepanjang 2022, BPIPI telah mengkampanyekan sadar uji bagi IKM alas kaki untuk mengutamakan kualitas produk bagi kenyamanan konsumen.

BPIPI juga terus memberikan konsultasi terkait mutu dan pengujian kepada IKM agar produk semakin unggul.

"Saat ini, kualitas produk menjadi hal yang penting untuk pemilihan produk oleh konsumen. Produk yang berkualitas tinggi dapat mudah memenangkan persaingan. Dengan kampanye sadar uji, diharapkan seluruh IKM dapat menerapkan mutu produk alas kaki sesuai standar," papar Reni.

Ia juga mengatakan, BPIPI proaktif memfasilitasi pelaku IKM alas kaki berorientasi ekspor untuk membuka dan menggarap peluang pasar ekspor baru ke negara-negara Timur Tengah, Asia Selatan dan Afrika.

"Tumbuhnya industri pendukung alas kaki, penguasaan brand lokal di pasar domestik dan bertambahnya IKM yang naik kelas akan menguatkan interaksi di dalam ekosistem. Dengan ekosistem industri alas kaki yang kuat, industri alas kaki nasional akan lebih mandiri dan kuat," pungkas Reni.