Bagikan:

JAKARTA – Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru Juan Carlos Mathews Salazar secara resmi meluncurkan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Peru (Indonesia—Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IP-CEPA).

Perundingan tersebut diluncurkan pada hari ini, Selasa, 15 Agustus 2023 pagi secara virtual. Peluncuran perundingan ditandai dengan penandatanganan naskah ‘Joint Ministerial Statement on the Launch of the Negotiations towards a Comprehensive Economic Partnership Agreement between Indonesia and Peru’.

Naskah tersebut ditandatangani secara virtual oleh Mendag Zulkifli Hasan di Jakarta, Indonesia dan Menteri Juan Carlos Mathews Salazar di Lima, Peru.

“Perundingan Indonesia-Peru CEPA ini adalah landasan penting bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi dan kerja sama perdagangan,” kata Mendag Zulkifli Hasan, Selasa, 15 Agustus.

“Kami berharap perjanjian ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Indonesia dan Peru, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan Asia dan Amerika Selatan,” ucapnya.

Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan peluncuran perundingan IP-CEPA menunjukkan keseriusan Kementerian Perdagangan RI menggarap pasar ekspor nontradisional, salah satunya ke kawasan Amerika Selatan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Perjanjian perdagangan dengan Peru akan memperluas akses pasar bagi produk-produk Indonesia di kawasan Amerika Selatan, mendorong terbukanya peluang investasi baru dan lapangan kerja, serta memberikan keuntungan bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM),” ucapnya.

Bank Dunia memprediksi Peru menjadi negara peringkat kedua dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dan stabil di kawasan Amerika Selatan pada 2023.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru Juan Carlos Mathews Salazar mengatakan IP-CEPA akan menjadi bukti peningkatan komitmen kerja sama antara Indonesia dan Peru. Ia pun berharap IP-CEPA dapat meningkatkan akses pasar produk-produk unggulan masing-masing negara.

“Diharapkan melalui perjanjian ini, kami dapat meningkatkan akses pasar bagi produk-produk unggulan kedua negara dan memperkuat kerja sama dalam berbagai sektor ekonomi dengan Indonesia. Perjanjian ini akan menjadi tonggak bersejarah dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Peru,” ungkap Juan Carlos.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag RI Djatmiko Bris Witjaksono menambahkan bahwa IP-CEPA menjadi salah satu bukti komitmen Pemerintah Indonesia membuka akses pasar nontradisional.

“Indonesia melalui Kemendag berkomitmen untuk membuka akses pasar-pasar nontradisional dengan profil ekonomi kuat di kawasan Amerika Selatan. Selanjutnya, kami harap perjanjian perdagangan Indonesia-Peru CEPA dapat menyusul keberhasilan perjanjian perdagangan Indonesia-Chile CEPA yang sukses menaikkan nilai perdagangan kedua negara, khususnya ekspor Indonesia ke Chile,” ungkap Djatmiko.

Sekadar informasi, Indonesia-Peru CEPA akan dilakukan secara bertahap (incremental). Babak perundingan akan dimulai dengan pembahasan perdagangan barang, disusul oleh perdagangan jasa, investasi, lalu berbagai area kerja sama lainnya.

Mendag Zulkifli Hasan dan Menteri Juan Carlos optimistis bahwa perjanjian IP-CEPA akan menjadi dasar kerja sama ekonomi yang lebih erat antara Indonesia dan Peru. Keduanya yakin IP-CEPA akan dapat menjadi magnet investasi dan bisnis bagi para pelaku usaha.

Indonesia dan Peru sepakat menargetkan untuk menyelenggarakan perundingan putaran pertama pada akhir 2023 ini. Indonesia dan Peru pun mengharapkan tim perundingan kedua belah pihak dapat menyelesaikan perundingan perdagangan barang dalam kurun waktu satu tahun.

Perdagangan Indonesia-Peru

Total perdagangan Indonesia dan Peru periode Januari–Mei 2023 tercatat senilai 191,8 juta dolar AS, terdiri atas ekspor Indonesia ke Peru sebesar 158,4 juta dolar AS dan impor Indonesia dari Peru sebesar 33,3 juta dolar AS. Indonesia surplus sebesar 125,1 juta dolar AS.

Dalam lima tahun terakhir (2018–2022), Indonesia konsisten mencatatkan surplus perdagangan terhadap Peru dengan tren 21,8 persen.

Sementara itu, pada 2022 total perdagangan Indonesia dan Peru mencapai 554,5 juta dolar AS. Ekspor Indonesia ke Peru tercatat 442,7 juta dolar AS dan impor Indonesia dari Peru 111,8 juta dolar AS. Indonesia surplus terhadap Peru sebesar 330,9 juta dolar AS.

Sekadar informasi, produk ekspor utama Indonesia ke Peru di antaranya kendaraan bermotor, alas kaki, pupuk mineral, biodiesel dan turunannya, dan tisu.

Sedangkan, komoditas impor utama Indonesia dari Peru adalah biji cokelat, pupuk mineral, batu bara, buah anggur, dan ekstraksi sayuran.