Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyosialisasikan program kawasan industri ramah lingkungan atau Eco-Industrial Park (EIP) untuk mendukung visi global dalam upaya pengurangan emisi yang dihasilkan oleh aktivitas industri.

Sosialisasi pengembangan kawasan EIP itu dilakukan dalam rangkaian Business Forum on 50 Years of Indonesia-Korea Relations: Developing Closer Friendship and Stronger Partnership through Enhanced Trade & Industry Cooperation yang digelar atas kerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Kemenperin telah mendukung implementasi EIP di Indonesia dengan berbagai regulasi dan undang-undang untuk mendorong sistem manajemen ramah lingkungan dalam rangka mewujudkan konsep industri hijau," kata Menperin Agus dalam keterangan resminya, Jumat, 11 Agustus.

Menperin Agus menyebut, bahwa program pengembangan EIP berdampak besar terhadap pelestarian lingkungan yang berkelanjutan di sektor industri.

Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi industri 4.0.

"Saat ini, terdapat tiga pilot project program Global Eco-Industrial Park (GEIPP-Indonesia), yakni Kawasan Industri MM2100, Kawasan Industri Batamindo, dan Karawang International Industrial City (KIIC)," ujarnya.

Forum bisnis Indonesia-Korea Selatan tersebut digelar untuk memperkuat kerja sama industri dan perdagangan, khususnya upaya promosi Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus, akses pasar, ekspor impor produk segar, pengembangan ekosistem industri hulu dan hilir, serta berbagai kegiatan penting lainnya guna mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Business Forum yang diselenggarakan pada 25 Juli 2023 itu juga telah mempertemukan lebih dari 250 perwakilan perusahaan Indonesia dan Korea Selatan.

Menurut Menperin Agus, potensi kerjasama perdagangan dan industri antara Indonesia dan Korea Selatan masih cukup besar. Dalam kegiatan bisnis forum tersebut, kedua negara menawarkan iklim investasi yang menarik.

Adapun basis industri dan kemajuan teknologi Korea yang kuat dapat menarik investor Indonesia yang mencari peluang kerja sama, transfer teknologi, dan kesempatan knowledge sharing.

Di sisi lain, perusahaan Korea dapat menjajaki prospek investasi di berbagai sektor di Indonesia, antara lain pembangunan infrastruktur, energi, manufaktur, ekonomi digital, dan pariwisata.

Korea Selatan merupakan mitra ekonomi yang penting bagi Indonesia. Total perputaran perdagangan kedua negara mencapai 24,5 miliar dolar AS sepanjang 2022 atau meningkat signifikan sebesar 33,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Terdapat enam sektor yang menjadi daya tarik investor Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia, yaitu listrik, air dan gas, kendaraan, alas kaki dan kulit, tekstil, serta pertambangan.