IKM Binaan Kemenperin Ini Kantongi Rp863 Juta dari Ajang Trade Expo Indonesia
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Industri kecil dan menengah (IKM) di bawah binaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meraup transaksi sebesar Rp863 juta di ajang pameran internasional Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 pada 2022.

"Laporan transaksi penjualan produk IKM yang difasilitasi Kemenperin mencapai lebih dari Rp863 juta. Itu pun khusus produk pakaian jadi, alas kaki, aksesoris fesyen, dan produk kulit. Potensi nilai transaksi produk makanan bahkan bisa lebih dari itu," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dikutip dari Antara, Kamis, 24 November.

Ditjen IKMA Kemenperin memfasilitasi 40 pelaku IKM ikut serta dalam pameran TEI 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait.

Dari 40 IKM itu, Ditjen IKMA memberikan fasilitasi anjungan berupa konstruksi booth yang dilengkapi prasarana displai untuk 28 IKM di hall 10 dan 12 IKM fesyen di hall 3A ICE BSD.

"IKM yang difasilitasi merupakan para IKM yang telah memiliki kemampuan dan kualitas produk siap ekspor, serta memiliki perizinan usaha dan ekspor yang lengkap," ujar Reni.

IKM sandang kulit yang difasilitasi, yaitu Ratna Art Shop, Steward Margrave, CV Abee Indonesia, Djoen Leather, Lovely Zia, Kekean Wastra Gallery, Mimpi Bags, CV Karya Temanesia, Hajjas Official, Vonny&Ellen, CV Step Kreasi, dan PT Kreasi MKS Primoda.

"IKM ini berasal dari Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat," imbuhnya.

Dalam pameran TEI, lanjut Reni, produk-produk IKM mendapatkan sambutan hangat dari banyak pembeli, baik lokal maupun mancanegara.

"Produk-produk IKM identik dengan keunikan dalam model, desain, dan cara produksinya, ditambah lagi dengan kisah para makers yang juga mulai menjalankan bisnis yang sustainable dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan dan sosialnya. Story inilah yang menjadi nilai plus bagi IKM," paparnya.

Sebagai contoh, produk wastra dari Kekean Wastra Gallery dengan produk fesyen tenun endek dan batiknya yang semakin naik daun setelah dipinang oleh rumah mode ternama Perancis, Christian Dior.

Desain dengan kain tenun endek Bali buatan Kekean berhasil menjadi salah satu koleksi Spring/Summer 2021 Christian Dior.

"Tak heran jika setelah itu Kekean Wastra Gallery semakin naik daun dan produknya diburu pembeli potensial di ajang TEI hingga total transaksinya mencapai lebih dari Rp500 juta," ungkap Reni.

Selanjutnya, CV Karya Temanesia yang memproduksi fesyen dan aksesoris dari sutra yang dibudidayakan oleh petani lokal di Pasuruan dan Malang, juga mendapatkan sambutan positif dari para pembeli potensial di TEI.

Karya Temanesia telah memberdayakan petani sutra, pembatik dan petani ulat sutra di Jawa Timur untuk menghasilkan busana, syal, dan aksesoris fesyen berlabel KaIND. Di gelaran TEI, transaksi produk KaIND juga mencapai lebih dari Rp100 juta.

Pameram TEI 2020 diikuti oleh 795 pelaku usaha dan terdapat 2.800 buyers dari 176 negara.

Di booth Kemenperin, pengunjung yang hadir terdiri atas pembeli asing, ITPC, atase perdagangan, industri besar, retail, investor, dan masyarakat lainnya.

Adapun pembeli yang telah resmi melakukan transaksi dengan IKM di anjungan Kemenperin yaitu berasal dari Malaysia, Australia, Sri Lanka, Yaman, Arab Saudi, Nigeria, dan Belanda.

Sementara pembeli dari Amerika dan Meksiko masih menjadi pembeli potensial yang masih menjalani proses negosiasi.