Sritex, Perusahaan Tekstil Milik Konglomerat Iwan Lukminto Rugi Rp1,17 Triliun di Semester I 2023
Foto: Dok. Sritex

Bagikan:

JAKARTA - Emiten tekstil milik konglomerat Iwan Loekminto, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex membukukan penurunan penjualan dan pembengkakan rugi bersih sepanjang semester I 2023.

Berdasarkan laporan keuangan SRIL, yang dikutip Selasa 15 Agustus, perseroan membukukan pendapatan sebesar 166,90 juta dolar AS atau setara Rp2,50 triliun (kurs jisdor 28 Juni 2023 Rp15.000). Raihan tersebut tergerus 52,17 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 348,89 juta dolar AS.

Penurunan penjualan bersih tersebut seiring dengan penurunan penjualan segmen lokal dan ekspor. Secara lebih rinci, penjualan ekspor tercatat sebesar 81,26 juta dolar AS atau turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 171,83 juta dolar AS.

Sementara itu untuk segmen penjualan lokal juga ikut tergerus menjadi 85,67 juta dolar AS dari sebelumnya sebesar 177,06 juta dolar AS. Sementara itu, beban pokok juga ikut turun 44,29 persen menjadi 198,25 juta dolar AS atau setara dengan Rp2,97 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 355,90 juta dolar AS.

Sritex juga membukukan beban penjualan sebesar 11,83 juta dolar AS, beban umum dan administrasi sebesar 14,71 juta dolar AS. Sementara itu rugi selisih kurs tercatat sebesar 16,17 juta dolar AS serta beban keuangan tercatat sebesar 7,70 juta dolar AS.

Kemudian rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk ikut naik 27,63 persen ke posisi 78,03 juta dolar AS atau setara Rp1,17 triliun. Rugi itu membengkak dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 61,14 juta dolar AS.

Sementara itu total liabilitas tercatat naik menjadi sebesar 1,56 miliar dolar AS setara dengan Rp23,49 triliun dibandingkan dengan periode yang berakhir Desember 2022 yang tercatat sebesar 1,54 miliar dolar AS.

Rinciannya adalah liabilitas jangka pendek tercatat sebesar 110,88 juta dolar AS. Sementara itu liabilitas jangka panjang tercatat sebesar 1,45 miliar dolar AS.

Defisit ekuitas juga terpantau naik dari 781,01 juta dolar AS menjadi 859,05 juta dolar AS. Sementara itu total aset tercatat sebesar 707,43 juta dolar AS.