JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa proyeksi besaran inflasi pada sepanjang tahun ini diperkirakan bakal melebihi 4 persen. Angka tersebut sekaligus lebih tinggi jika dibandingkan dengan target pemerintah di dalam Undang-Undang APBN 2022 yang tercatat sebesar 3 persen plus minus 1 persen.
“Memang secara keseluruhan inflasi ini kami perkirakan kemungkinan sedikit di atas 4 persen,” ujarnya saat memberikan keterangan pers kepada wartawan melalui saluran daring pada Selasa, 24 Mei.
Meski demikian, Perry mengungkapkan jika overlapping inflasi tidak akan melonjak signifikan dari sasaran awal yang ditetapkan.
“Tapi inflasi ini (naiknya) tidak jauh di atas 4 persen,” kata dia.
Asumsi itu dijelaskan oleh bos BI berdasarkan langkah pemerintah yang telah mengambil sejumlah kebijakan strategis, seperti diantaranya menambah alokasi anggaran subsidi energi guna meredam tekanan harga jual di masyarakat.
“Ini sesuai dengan kebijakan fiskal yang sudah ditempuh oleh pemerintah dan melalui penguatan koordinasi TPI (Tim Pengendali Inflasi) dan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) serta langkah-langkah yang ditempuh Bank Indonesia,” tegasnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Perry menerangkan bahwa inflasi akan kembali melandai pada periode berikutnya seiring dengan bacaan bank sentral atas situasi makro ekonomi ke depan.
“Kami meyakini untuk 2023 inflasi akan kembali sesuai saran 3 persen plus minus 1 persen. Dengan kata lain tidak lebih dari 4 persen dan akan kembali di bawah 4 persen,” ucap dia.
Dalam catatan VOI, pada awal bulan ini Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan level inflasi April 2022 adalah sebesar 3,47 persen year on year (yoy).
Level tersebut diketahui terus merangkak naik dari dua bulan sebelumnya dengan masing-masing inflasi Maret sebesar 2,64 persen dan Februari yang sebesar 2,03 persen.