JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memberikan respon atas laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis informasi bahwa tingkat inflasi pada Mei 2022 secara tahunan (year on year/yoy) adalah sebesar 3,55 persen.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa angka tersebut lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,47 persen yoy.
“Inflasi tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang meningkat, didukung stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Jumat, 3 Juni.
Menurut Erwin, secara bulan (month to month/mtm) inflasi Mei tercatat 0,40 persen atau lebih rendah dari April yang sebesar 0,95 persen. Kata dia, perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan inflasi pada semua kelompok, yaitu inti, volatile food, dan administered prices.
BACA JUGA:
Kemudian, dari sisi inflasi inti diketahui sebesar 2,58 persen yoy atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,60 persen.
“Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 3 persen plus minus 1 persen,” tutur Erwin.
Sebelumnya, Bank Indonesia telah memprediksi bahwa besaran inflasi tahun ini bakal melebihi angka 4 persen. Hal ini berarti target yang dibidik pemerintah sebesar 3 persen plus minus 1 persen akan meleset.
Meski demikian, otoritas moneter meyakini besaran inflasi bakal kembali ke level psikologi 3 persen pada periode 2023 mendatang.