JAKARTA – Bank Indonesia menyebut bahwa tren kenaikan inflasi yang sudah terjadi sejak awal 2022 diperkirakan bakal melandai dalam kurun waktu paling cepat tiga bulan mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan pers hari ini.
“(Hasil survei Bank Indonesia mengungkapkan) Responden memperkirakan tekanan inflasi pada Agustus dan November 2022 (3 dan 6 bulan yang akan datang) menurun,” ujarnya, Senin, 11 Juli.
Erwin menjelaskan pula jika Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Agustus dan November masing-masing tercatat sebesar 127,5 dan 132,1, atau turun dibandingkan 141,7 dan 137,5 pada bulan sebelumnya.
“Sebagian responden menyatakan penurunan disebabkan oleh distribusi barang yang semakin lancer,” tuturnya.
Sebagai informasi, laju kenaikan inflasi sudah terjadi sejak Februari 2022 menjadi 2,03 persen. Satu bulan kemudian pada Maret 2022 inflasi merangkak naik menjadi 2,64 persen, April sebesar 3,47 persen, Mei 3,55 persen, lalu menjadi 4,35 persen pada Juni.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, torehan inflasi bulan lalu telah melewati target yang ditetapkan pemerintah dan Bank Indonesia sebesar 3 persen plus minus 1 persen.
VOI mencatat, ramalan soal inflasi yang ‘jebol’ ini sudah diprediksi oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo beberapa waktu lalu sebelum Badan Pusat Statistik (BPS) resmi mengumumkan.
“Memang secara keseluruhan inflasi ini kami perkirakan kemungkinan sedikit di atas 4 persen,” kata Perry pada Selasa, 24 Mei yang lalu.
Meski demikian, dia optimistis besaran inflasi akan kembali ke level normal pada tahun depan.
“Kami meyakini untuk 2023 inflasi akan kembali sesuai saran 3 persen plus minus 1 persen. Dengan kata lain tidak lebih dari 4 persen dan akan kembali di bawah 4 persen,” ucap dia.