Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan suku bunga inti pada Juli 2023 menjadi 2,43 persen year on year (yoy). Angka tersebut melandai dari torehan bulan sebelumnya yang sebesar 2,58 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan komponen inti secara tahunan memberikan andil yang paling besar (dari komponen lain, yaitu inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price), inflasi harga bergejolak (volatile inflation).

“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi inti antara lain tarif kontrak rumah, sewa rumah, emas perhiasan, biaya perguruan tinggi, upah asisten rumah tangga, dan biaya sekolah SD,” ujarnya di Jakarta pada Selasa, 1 Agustus.

Menurut Pudji, komponen inti dan komponen yang harganya diatur pemerintah memberikan andil/sumbangan inflasi secara yoy masing-masing sebesar 1,57 persen dan 1,51 persen.

Sedangkan komponen yang harganya bergejolak tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi yoy.

“Sementara komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen yang harganya bergejolak memberikan andil/sumbangan inflasi secara bulanan (month to month/mtm) masing-masing sebesar 0,09 persen, 0,09 persen, dan 0,03 persen,” tuturnya.

VOI mencatat, laju inflasi inti terus melandai pada sepanjang tahun ini. Dimulai pada Januari 2023 yang sebesar 3,27 persen yoy. Kemudian pada Februari sebesar 3,09 persen, Maret sebesar 2,94 persen, April 2023 sebesar 2,83 persen, dan Mei dengan 2,66 persen year on year.

Di sisi lain, kabar penurunan inflasi inti merupakan sinyal positif bagi Bank Indonesia (BI) untuk melakukan penyesuaian (penurunan) suku bunga.

Pasalnya, terakhir kali BI mengerek interest rate adalah pada Januari 2023 sebesar 25 basis points (bps) dari 5,50 persen menjadi 5,75 persen. Setelah itu, suku bunga tidak bergerak hingga sampai hari ini.

Adapun, inflasi inti digunakan sebagai salah satu acuan bank sentral dalam penetapan suku bunga lantaran mencerminkan permintaan dan penawaran yang riil di masyarakat. BI sendiri menargetkan inflasi inti pada 2023 sebesar 3 persen plus minus 1 persen dan untuk 2024 sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen.