JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyebut bahwa besaran inflasi pada saat ini masih relatif terjaga sesuai target yang ditentukan dengan 3 persen plus minus 1 persen. Hal itu dibuktikan oleh laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis bahwa inflasi Maret 2022 secara tahunan (year-on-year) adalah sebesar 2,64 persen.
“Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 3,0 persen plus minus 1 persen pada 2022,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi dikutip Minggu, 3 April.
Menurut Erwin inflasi inti pada Maret 2022 tercatat 0,30 persen secara bulanan, relatif stabil dibandingkan inflasi Februari 2022 yang sebesar 0,31 persen. Berdasarkan komoditasnya, inflasi inti disumbang oleh komoditas emas perhiasan dan sewa rumah, seiring pergerakan harga emas global dan peningkatan mobilitas masyarakat.
“Inflasi inti tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat, didukung stabilitas nilai tukar yang terjaga dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi,” katanya.
BACA JUGA:
Erwin menambahkan, kelompok volatile food pada Maret 2022 mengalami inflasi 1,99 persen secara bulanan dipengaruhi oleh inflasi cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam ras, seiring dengan kendala cuaca, dan implementasi pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng.
Adapun, kelompok administered prices pada Maret 2022 mengalami inflasi 0,73 persen, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,18 persen.
“Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh inflasi bahan bakar rumah tangga dan bensin seiring penyesuaian harga LPG nonsubsidi dan BBM nonsubsidi,” tutup dia.