JAKARTA - Penentuan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan dilakukan pada hari ini usai Rapat Dewan Gubernur. Penetapan BI rate cukup dinantikan mengingat tingkat inflasi sudah merangkak naik serta normalisasi kebijakan moneter The Fed.
Namun demikian, analis fundamental Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana menilai Bank Indonesia belum punya cukup ruang untuk mengerek tingkat suku bunga.
“Menurut proyeksi kami BI masih akan menahan suku bunga pada level 3,50 persen,” ujarnya kepada VOI dikutip Kamis, 23 Juni.
Raditya menjelaskan, walaupun inflasi Mei 2022 secara tahunan lebih tinggi dibandingkan dengan April 2022, level tersebut masih dalam kisaran yang terjaga.
“Dasarnya adalah acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu range inflasi pada tahun ini 3 persen plus minus 1 persen. Karena masih terkontrol, kami memproyeksikan BI masih akan menahan suku bunga,” tuturnya.
BACA JUGA:
Dia sendiri meyakini jika bank sentral akan mulai mengerek tingkat rate interest pada paruh kedua secara gradual dengan besaran hingga 75 basis points (bps).
“Kami memproyeksikan Bank Indonesia akan mulai menaikkan bunga acuan 50 bps ke 4 persen di periode triwulan tiga. BI rate diperkirakan akan naik total 75 bps ke 4,25 persen pada akhir tahun ini dan berada di 5 persen di 2023,” tegasnya.
Seperti yang diketahui, otoritas moneter belum melakukan pembaharuan level suku bunga acuan sejak 2020 dengan besaran saat ini 3,50 persen. Angka itu merupakan yang terendah sepanjang sejarah bank sentral RI sebagai respon atas dampak pandemi yang terjadi saat ini.