JAKARTA – Kabar kurang sedap datang dari Bank Indonesia (BI) tengah pekan ini. Otoritas moneter itu memperkirakan level inflasi yang sekarang sudah melampaui target pemerintah, diyakini masih akan terus merangkak naik.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan usai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) di kantornya.
“Memang IHK (indeks harga konsumen) akan naik. Sampai akhir tahun ini bisa mencapai 4,5 persen sampai dengan 4,6 persen,” ujarnya melalui saluran virtual pada Kamis, 21 Juli.
Dalam catatan VOI, laju inflasi yang melampaui batasan maksimal pertama kali diramalkan oleh bank sentral beberapa waktu lalu.
Kala itu, Gubernur BI Perry Warjiyo sempat memberikan pernyataan bahwa pergerakan inflasi akan berada di atas sasaran pemerintah pada pertengahan tahun.
"Memang secara keseluruhan inflasi ini kami perkirakan kemungkinan sedikit di atas 4 persen,” tutur dia pada Selasa, 24 Mei.
Benar saja, dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat, 1 Juli disebutkan bahwa Indonesia mengalami inflasi sebesar 4,35 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada Juni 2022.
Angka ini lebih tinggi dari target 3 persen plus minus 1 persen seperti yang tertera dalam Undang-Undang APBN 2022.
BACA JUGA:
Meski demikian, Perry masih yakin jika inflasi di dalam negeri bisa dapat dijaga mengingat level inflasi inti masih pada tren yang stabil.
“Inflasi inti masih belum sampai 4 persen. Dalam situasi ini kami sudah melakukan langkah-langkah pencegahan untuk memitigasi risiko kenaikan inflasi ke depan,” katanya.
“Caranya adalah seperti pengendalian nilai tukar rupiah, melakukan operasi moneter melalui struktur suku bunga pasar uang untuk tenor di atas satu pekan yang bergerak naik, dan melakukan penjualan SBN (surat berharga negara) di pasar sekunder yang merupakan bagian dari penguatan dari operasi moneter,” tutup Gubernur BI Perry Warjiyo.