JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan bahwa postur APBN pada April 2022 mencatatkan surplus Rp103,1 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa bukuan tersebut melesat sangat tinggi dibandingkan dengan torehan Maret 2022 yang surplus Rp10,3 triliun. Hasil ini melanjutkan prestasi surplus anggaran yang telah terjadi sejak Januari lalu.
“Jadi secara umum postur APBN sampai dengan akhir April itu dalam kondisi yang sangat surplus, baik untuk keseimbangan primer maupun dari sisi total balance-nya. Surplus ini setara dengan 0,58 persen dari GDP kita,” ujarnya ketika memberikan pemaparan kepada awak media pada Senin, 23 Mei.
Secara terperinci, Menkeu menjelaskan pendapatan negara pada April lalu adalah sebesar Rp853,6 triliun, melesat 45,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2021 sebesar Rp584,9 triliun.
Pendapatan negara ini dikontribusikan oleh penerimaan pajak Rp567,7 triliun (naik 49,1 persen), kepabeanan dan cukai Rp108,4 triliun (naik 51,5 triliun), serta penerimaan negara bukan pajak atau PNBP sebesar Rp177,4 triliun (naik 35 persen).
BACA JUGA:
Adapun dari sisi belanja, tercatat realisasi hingga bulan lalu adalah senilai Rp750 triliun atau tumbuh 3,8 persen yoy dari April 2021 yang sebesar Rp723 triliun.
Belanja negara sendiri terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp508 triliun (naik 3,7 persen) serta transfer ke daerah dan dana desa atau TKDD sebesar Rp242,4 triliun (naik 4 persen).
“Kinerja positif pendapatan negara berlanjut yang ditopang oleh tren harga komoditas, aktivitas ekspor dan impor, kemudian pulihnya konsumsi rumah tangga,” tuturnya.
Hasil moncer tersebut sekaligus membuat angka keseimbangan primer berada di jalur positif dengan Rp220,9 triliun atau melonjak signifikan dari sebelumnya defisit Rp36,5 triliun di April 2021.
“Ini membuat pembiayaan (utang) menjadi drop, karena kita sedang dalam posisi bagus. Kita hanya merealisasikan pembiayaan Rp142 triliun. Bandingkan dengan tahun lalu pembiayaan kita mencapai Rp397 triliun,” katanya.
“Kondisi APBN yang sangat baik. Tentu kita akan menggunakan seluruh surplus ini untuk menjadi shock absorber dari guncangan yang terjadi sekarang, baik dari pandemi maupun komoditas,” tutup Menkeu Sri Mulyani.