Meski APBN Surplus, Sri Mulyani Masih Narik Utang Rp104,7 Triliun hingga Maret 2024
Menkeu Sri Mulyani (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencatatkan surplus hingga Maret 2024. Namun, realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang (neto) hingga Maret 2024 sebesar Rp104,7 triliun.

"Walaupun tadi APBN kita masih surplus, namun untuk pengelolaan pembiayaan termasuk issuance (penerbitan) dari surat berharga negara kita itu adalah berdasarkan strategi 1 tahun. kita lihat untuk pembiayaan terealisasi Rp104,7 triliun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat, 26 April.

Menurut Sri Mulyani penarikan utang tersebut turun sekitar 53,6 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp225,4 triliun.

Secara rinci, realisasi pembiayaan utang berasal dari surat berharga negara (SBN) sebesar Rp104 triliun atau setara dengan 15,6 persen terhadap APBN atau turun 52,2 persen (yoy) dari Rp217,6 triliun.

Sementara realisasi pinjaman mencapai Rp600 miliar atau 3,4 persen terhadap APBN, turun 91,9 persen (yoy) dari sebelumnya Rp7,8 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan, turunnya penarikan utang ini disebabkan oleh sejumlah yaitu, tren pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan tren kebijakan suku bunga tinggi.

"Ini semuanya akan terus kita waspadai dan akan menentukan arah dari pembiayaan kita," tuturnya.

Sri Mulyani menyampaikan pemerintah akan tetap berhati-hati dalam melakukan penarikan utang baru dengan memperhatikan situasi terkini perkembangan perekonomian global.

"Di dalam startegi pembiayaan kita akan tetap mengelola secara prudent, hati-hati, dan kita melakukan strategi yg cukup pragmatis dan oportunis, supaya kita bisa memilih timing yang pas," pungkasnya.

Sebagai informasi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencetak surplus sebesar Rp8,1 triliun hingga akhir Maret 2024 atau setara 0,04 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Surplus mencatatkan surplus Rp8,1 triliun hingga akhir Maret 2024, ini setara dengan 0,04 persen dari PDB,” ucapnya.

Sri Mulyani menjelaskan surplus APBN pada akhir Maret 2024 ini berasal dari pendapatan negara sebesar Rp620,01 triliun. Realisasi ini mencapai 22,1 persen dari target APBN 2024.

Adapun, realisasi penerimaan negara ini juga turun 4,1 persen dari periode sama tahun lalu, atau year on year (yoy).