JAKARTA - Pernah menggoreng makanan dengan minyak Bimoli? Atau menikmati waktu di FX Sudirman Jakarta? Atau jangan-jangan sedang menggunakan provider Smartfren sebagai kartu seluler di gawainya?
Jika benar maka pembaca adalah salah satu konsumen dari Sinar Mas Grup, sebuah konglomerasi raksasa rintisan mendiang Eka Tjipta Widjaja. Beberapa merek dagang yang telah disebutkan tadi hanyalah sekelumit dari banyaknya kerajaan bisnis dia.
Eka Tjipta mulai berkegiatan usaha sejak puluhan tahun silam, tepatnya pada 1968 ketika mendirikan pabrik minyak kelapa CV Bitung Manado Oil Limited alias Bimoli. Bisnisnya bertahan, bahkan berkembang.
Setelah sukses membesarkan brand Bimoli, pada dekade 1990-an minyak goreng tersebut beralih ke taipan lainnya, yakni Anthony Salim. Di sisi lain, Eka Tjipta memilih untuk berkonsentrasi memoles merek Filma agar mampu menandingi Bimoli.
Gurita bisnis
Tepat pada 1976, Eka Tjipta mulai mendiversifikasikan usahanya dengan membangun pabrik Tjiwi Kimia, perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia.
Dari sini, cuan yang diperoleh tidak putus-putus. Dia akhirnya memutuskan untuk membeli sebidang perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 hektare, mesin, serta pabrik berkapasitas 60.000 ton di Riau pada awal dekade 80-an.
Saking banyak uang yang dimiliki, Eka Tjipta memutuskan untuk punya bank sendiri. Dia membeli Bank Internasional Indonesia (BII) pada 1982 yang merupakan cikal-bakal dari Maybank Indonesia hari ini.
BACA JUGA:
Ekspansi Sinar Mas Grup semakin tidak terbendung. Gurita bisnisnya terus menjalar ke segala lini. Redaksi mencatat ada beberapa sektor yang dirambah, seperti properti, asuransi, telekomunikasi, hingga jasa pendidikan.
Alhasil, keluarga Widjaja dinobatkan menjadi salah satu yang terkaya di Indonesia. Berdasarkan laporan Forbes akhir 2021 lalu, disebutkan klan ini menempati urutan kedua daftar orang paling tajir di NKRI dengan taksiran harta mencapai 9,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp139,2 triliun. Fantastis!
Banyak yang percaya hoki Eka Tjipta berada pada minyak goreng Bimoli. Brand itulah yang membawanya menjadi salah satu konglomerat paling sukses dengan dominasi pasar yang cukup kuat meski kini Sinarmas mengandalkan merek Filma dan Kunci Mas.
Kini, minyak goreng menjadi bahan pangan yang paling banyak dicari masyarakat karena fluktuasi harga ‘gila-gilaan’ dan sedikitnya stok di pasaran. Akankah, generasi penerus Sinar Mas Grup bisa membuat mendiang Eka Tjipta Widjaja tersenyum dalam peristirahatannya? Hanya waktu yang bisa menjawab.