JAKARTA - Akhir pekan lalu, publik dikejutkan oleh aksi anak usaha Indofood, yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Produsen Bimoli milik konglomerat Anthony Salim tersebut diduga menimbun 1,1 juta kilogram (kg) minyak goreng. Di sisi lain, aksi "heroik" datang dari Musim Mas Grup, di mana produsen minyak goreng SunCo milik konglomerat Bachtiar Karim tersebut dinilai sigap membantu pemerintah mengatasi kelangkaan minyak goreng.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pun mengapresiasi langkah yang diambil produsen Musim Mas Grup. Pada Senin 21 Februari, berdasar laporan dari Dinas Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) saat melakukan sidak, ternyata hanya produk SunCo dan MM milik Musim Mas Group yang tersebar di pasar.
Untuk itu, pihak Disperindag pun mempertanyakan komitmen produsen minyak goreng lain dalam mendukung operasi pasar di Sumatera Selatan itu. Menanggapi hal itu, Mendag Lutfi berharap produsen minyak goreng lain mengikuti langkah yang dilakukan Musim Mas Grup itu.
"Saya minta komitmen Musim Mas Grup diikuti produsen minyak goreng yang lain," kata Menteri Perdagangan kepada wartawan, melalui pesan singkatnya, Senin, 21 Februari.
Disebutkan mantan Duta Besar RI di AS dan Jepang itu, pihaknya mengecam keras terhadap pedagang yang sengaja menimbun minyak goreng di saat masyarakat 'kelabakan' mencari minyak goreng, setelah pemerintah menetapkan minyak goreng satu harga.
"Kepada produsen dan distributor minyak goreng saya ingatkan jangan coba-coba menimbun minyak goreng, lambat atau cepat pasti terbongkar," pesan Menteri Perdagangan.
Sebelumnya, Mendag juga sudah melakukan sidak ke Surabaya dan mendapati komitmen langsung Musim Mas Grup dalam memenuhi pasokan minyak goreng di pasar.
Sementara itu, Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel mempertanyakan produsen minyak goreng lain dalam mendukung operasi pasar di Sumsel tersebut.
Pasalnya, sidak yang dilakukan Dinas Perdagangan bersama instansi terkait di beberapa pasar di Sumsel, terlihat hanya distributor SunCo dan MM yang aktif mendistribusikan minyak gorengnya ke masyarakat. Distributor yang lain tidak ditemukan.
"Saya ingin tahu kendalanya apa? Kalau SunCo dan MM bisa terlihat di mana-mana kok merek yang lain tidak muncul ada apa ini?" kata Kadis Perdagangan Sumsel, Ahmad Rizali, dalam rapat koordinasi tentang kelangkaan minyak goreng di Sumsel, Senin, 21 Februari 2022.
BACA JUGA:
- https://voi.id/ekonomi/126952/kabar-gembira-dari-papua-minyak-goreng-bimoli-milik-konglomerat-anthony-salim-turun-harga-jadi-rp14-000-per-liter-di-jayapura-ibu-ibu-antusias
- https://voi.id/ekonomi/128650/harga-minyak-goreng-bimoli-milik-konglomerat-anthony-salim-di-medan-sudah-mulai-turun-meski-belum-sentuh-rp14-000-per-liter
- https://voi.id/ekonomi/125135/melihat-margin-keuntungan-perusahaan-sawit-milik-konglomerat-anthony-salim-hingga-eka-tjipta-widjaja-karena-meroketnya-harga-minyak-goreng
BACA JUGA:
Sebab itu, Kepala Dinas Perdagangan Sumsel mengapresiasi dukungan dari Musim Mas Grup membantu pemerintah dan masyarakat dalam upaya mengatasi kelangkaan minyak goreng beberapa daerah di Sumsel.
"Ini menandakan Musim Mas Grup yang memproduksi minyak goreng merek SunCo dan MM tidak hanya mementingkan bisnis semata, tapi juga peduli terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat," ujar Ahmad Rizali.
Berdasarkan laporan yang ia terima di lapangan, sejak ada operasi pasar, dua merek minyak goreng ini yang berperan.
Kadisdag menyebut distributor merek lain cenderung masih menahan penjualan. Distributor merek lain, seperti Bimoli belum terlihat meskipun sudah diajak.
"Saya minta jangan hanya SunCo dan MM yang aktif operasi pasar. Karena bila hanya dua merek itu, ibarat lempar batu ke laut, begitu dilempar langsung hilang. Karena menurut ilmu ekonomi, antara persediaan dan kebutuhan tidak seimbang, sehingga mengakibatkan kelangkaan. Coba kalau semua produsen kompak, kelangkaan minyak goreng bisa cepat diatasi," tutup dia.