JAKARTA - PT Dyandra Promosindo selaku pihak penyelenggara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 disebutkan telah menyiapkan dua jadwal pameran guna mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 akibat varian omicron.
Presiden Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh mengatakan strategi ini diambil guna mendukung terwujudnya hajatan otomotif nasional tersebut.
“Jika sesuai rencana (akan digelar) 17 Februari sampai 27 Februari 2022. Tetapi kalau ada PPKM kami sudah siapkan jadwal cadangan 31 Maret sampai 20 April 2022,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 3 Februari.
Hendra berharap situasi pendemi dapat terus dikendalikan sehingga rencana awal yang telah disiapkan bisa terlaksana dengan lancar. Selain itu, dirinya juga mengajak seluruh masyarakat yang terlibat agar mematuhi protokol kesehatan.
“Kita harus benar-benar jaga protokol kesehatan secara ketat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hendra menginformasikan bahwa sejumlah pabrikan otomotif sudah menyatakan komitmennya untuk turut berpartisipasi dalam gelaranan IIMS tahun ini, seperti Toyota, Honda, Suzuki, Hyundai, Mitsubishi, Wuling, BMW, DFSK, hingga Tesla.
BACA JUGA:
-
| EKONOMI
Utak-Atik Pembiayaan Utang Jelang Kenaikan Fed Fund Rate, Bagaimana Strategi Sri Mulyani?
02 Februari 2022, 19:09 -
| EKONOMI
Bukan Minyak Goreng, Inflasi Januari 0,56 Persen Dipicu Harga Daging Ayam Ras
02 Februari 2022, 14:41 -
| EKONOMI
Jawaban Sri Mulyani Bikin Tenang, Begini Dampak Omicron ke Ekonomi di Awal Tahun
02 Februari 2022, 18:44
Sementara untuk line up kendaraan roda dua bakal disesaki oleh Yamaha, Honda, Kawasaki, Vespa, Benelli, dan lain-lain.
Berdasarkan informasi dari pihak panitia, IIMS 2022 disebut-sebut akan menjadi momentum kehadiran kembali (comeback) perusahaan mobil asal China, yaitu Chery. Kemudian, pabrikan lokal Gelis dan PT Solar Panel Indonesia dikabarkan juga siap menampilkan produk terbaru mereka.
Penyelenggara sendiri memperkirakan gelaran pameran kali ini mampu menarik 400.000 hingga 500.000 masyarakat untuk hadir sepanjang acara berlangsung. Optimisme itu didasarkan pada capaian penjualan kendaraan bermotor tahun lalu yang cukup tinggi dengan ditopang oleh fasilitas perpajakan dari pemerintah.
