Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan pandangannya terkait kasus COVID-19 yang terus memuncak akibat varian omicron. Dikatakan Menkeu jika omicron memiliki karakteristik ‘merusak’ yang berbeda dibandingkan dengan varian delta yang sempat memukul ekonomi nasional cukup dalam.

“Kita terus memantau perkembangan dari kasus omicron ini. Pertama, nature atau karakter omicron dari sisi strategi (penanganannya) berbeda dengan yang diadopsi pada saat delta. Maka kita akan melihat juga dampaknya dalam perekonomian di kuartal I 2022,” ujarnya ketika menggelar konferensi pers virtual pada Rabu, 2 Februari.

Menurut Menkeu, aspek lain yang menjadi pembeda adalah progres penanganan pandemi yang kini jauh lebih baik dan lebih siap dibandingkan dengan tahun lalu.

“Kedua, pada saat omicron ini akselerasi dari vaksinasi juga sudah makin ditingkatkan sehingga berbeda ketika waktu delta merebak. Bahkan vaksin sudah mencakup anak-anak serta booster. Oleh karena itu diharapkan daya tahan masyarakat bisa lebih baik meskipun harus tetap melakukan protokol kesehatan,” tuturnya.

Lebih lanjut, bendahara negara menerangkan pula jika pemerintah terus melakukan kajian dari sejumlah negara yang lebih dulu mengalami kasus omicron. Pasalnya, situasi yang terjadi di Tanah Air diyakini masih belum mencapai puncak dan akan bertahan hingga Maret mendatang.

“Tentu Indonesia akan tetap belajar dengan melihat semua bukti-bukti mengenai dampak omicron, baik di Indonesia sendiri maupun negara-negara lain yang sudah mengalami gelombang lebih dulu, yaitu pada kuartal IV 2021 kemarin,” katanya.

Secara umum, Menkeu mengungkapkan kondisi awal tahun ini memiliki kecenderungan yang lebih kuat dari permulaan 2021.

“Dari sisi aktivitas perekonomian diharapkan akan bisa terjaga, tidak tertekan terlalu dalam. Ingat, 2021 kita sempat membuat keputusan PSBB yang sangat ketat dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi minus 0,7 persen di kuartal I 2021. Nah, sekarang ini situasi cukup baik, terutama pada November dan Desember 2021 lalu yang mendorong banyak sekali kegiatan ekonomi,” terangnya.

“Kalau ini bisa dilakukan di kuartal I 2022 dengan tetap perform relatively baik, maka kita optimistis pemulihannya akan tetap menguat di atas kuartal I tahun lalu. Sehingga, bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen untuk 2022 seperti dalam Undang-Undang APBN meskipun mungkin akan mengalami sedikit pelemahan,” tutup Menkeu Sri Mulyani.