Nasib Jakarta Usai Tak Jadi Ibukota 2024, Apakah Geliat Ekonomi dan Pariwisata Tetap Sama?

YOGYAKARTA - Bagaimana nasib Jakarta usai tak jadi ibukota 2024? Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memberikan jawaban atau pendapatnya mengenai pertanyaan tersebut saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-496 Jakarta. Menurut Heru, Jakarta akan bertransformasi menjadi kota global yang memiliki peran dalam jaringan ekonomi global. 

"Setelah (tidak) menyandang status sebagai ibu kota negara, Jakarta akan bertransformasi menjadi kota global yang berperan sebagai simpul utama dalam jaringan ekonomi dunia. Jakarta memiliki dampak langsung dan nyata terhadap urusan sosial, ekonomi global," kata Heru Budi Hartono di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (22/6).

Jawaban senada juga pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Selama ini memang pergerakan dan simpul ekonomi di Indonesia terpusat di pulau Jawa, khususnya di Kota Jakarta. Seperti apa prediksi gambaran nasib Jakarta usai tak jadi ibukota lagi di tahun 2024?

Nasib Jakarta Usai Tak Jadi Ibukota 2024

Heru Budi Hartono mengatakan Jakarta akan terus berupaya menjadi kota yang tangguh. Di usianya yang menginjak angka 496 tahun, Jakarta digadang-gadang mampu sejajar dengan kota-kota maju dunia. Hingga saat ini pun Jakarta sudah sering menjadi tuan rumah dalam berbagai even berskala internasional. 

"Jakarta saat ini tengah bersiap jadi tuan rumah KTT ASEAN yang akan berlangsung pada Agustus dan September sebagai bagian dari rangkaian keketuan ASEAN Indonesia 2023," katanya Heru.

Rancangan DKI Jakarta setelah Tidak Menjadi Ibukota

Dalam agenda pemindahan ibukota ke kawasan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Presiden Jokowi sudah memiliki rancangan untuk DKI Jakarta kedepannya. Jakarta akan dijadikan kota bisnis, pusat ekonomi, dan pariwisata meski tidak lagi menyandang status ibukota Indonesia. 

" Jakarta sendiri sudah sangat padat, sangat macet. Tetapi Jakarta tetap akan terus kita perbaiki dan menjadi kota bisnis, kota pariwisata, kota ekonomi," ucap Presiden Jokowi dalam Pembukaan Muktamar XVIII PP Pemuda Muhammadiyah Tahun 2023, pada Kamis (23/2) lalu.

Jokowi juga mengatakan bahwa skema Jakarta sebagai pusat bisnis dan IKN sebagai ibukota memiliki konsep yang dengan pemerintahan di negara-negara maju lainnya. Amerika Serikat (AS) memiliki Kota New York dan Washington DC. Australia memiliki Kota Melbourne dan Sydney. 

Desain Ulang Kota Jakarta setelah Tidak Menjadi Ibukota

Menkeu Sri Mulyani juga melontarkan pendapat serupa mengenai nasib Jakarta setelah menanggalkan status ibukota. Menurut Sri Mulyani, pemindahan ibukota tidak lantas membuat Jakarta redup. Jakarta dinilai akan tetap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi bagi tanah air. Meski demikian, ia mengatakan bahwa Jakarta tetap harus didesain ulang agar mampu mewujudkan harapan tersebut. 

"Jadi memikirkan Jakarta juga harus didesain ulang. Sehingga Jakarta juga akan terus disebut oleh Pak Rio tadi layak huni serta tetap juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang kuat bagi Indonesia," kata Sri Mulyani dalam Workshop Recycling and Management of State Assets, pada Minggu (11/12/2022) lalu.

Menkeu juga mengingatkan bahwa jangan hanya melihat Jakarta sebagai tempat berdirinya gedung-gedung pemerintahan. Ia lebih menekankan ke dampak dari Kota Jakarta sewaktu menjadi pusat pemerintahan. 

"Ibu kota baru akan terus dikembangkan sekaligus memastikan bahwa Jakarta tidak kemudian ditinggalkan dan menjadi kurang berharga. karena mau tidak mau, lagi-lagi walaupun hari ini karena fokus Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mungkin lebih ke aset pemerintah. Namun pada dasarnya ketika berbicara tentang Jakarta, ini bukan hanya tentang gedung pemerintahan, tetapi aktivitas pemerintahan yang menarik banyak keterkaitan atau multiplier lainnya yang tidak boleh diremehkan," kata Sri Mulyani.

Demikianlah ulasan mengenai nasib Jakarta usai tak jadi ibukota 2024. Pemindahan ibukota dari Jakarta ke IKN akan dimulai dalam waktu dekat, yakni pada tahun 2024. Berpindahnya fungsi ibukota ke wilayah baru tidak akan menyurutkan geliat di Jakarta sebagai kota bisnis, perdagangan, dan hiburan.