JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar masuk dalam bursa calon pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027. Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani selaku Ketua Panitia Seleksi Calon Anggota Dewan Komisioner OJK, seperti yang dikutip redaksi pada hari ini Senin, 31 Desember.
Mahendra tidak sendiri. Dia masih harus bersaing dengan 155 pendaftar lulus seleksi tahap I atau seleksi administratif. Terdapat nama-nama top nasional yang harus dia ‘singkirkan’ untuk bisa merengkuh kursi OJK 1.
Sebut saja Dirut MIND ID Orias Petrus Moedak, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Direktur Utama LPPI Mirza Adityaswara hingga Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Bambang Prijambodo.
Sejatinya, Mahendra merupakan sosok yang cukup akrab dengan sektor perekonomian. Sebelum berposisi sebagai wakil dari Menlu Retno Marsudi, dia cukup lama malang melintang di institusi yang membidangi ekonomi.
Ambil contoh pada 2001 kala dipercaya untuk menjadi Asisten Khusus Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti.
Mahendra kemudian berhasil pula menduduki kursi Deputi Menko Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional sejak 2005 hingga 2009. Dia menempati jabatan itu dengan menteri yang berganti-ganti, yaitu mulai dari Aburizal Bakrie (2005–2006), Boediono (2006–2008), hingga era Sri Mulyani Indrawati (2008–2009).
Pada bidang perbankan, pria kelahiran 17 Oktober 1962 itu juga pernah menerima amanah sebagai Direktur Utama Indonesia Eximbank. Lalu, mencicipi jabatan komisaris beberapa perusahaan, seperti PT Dirgantara Indonesia (2003–2008) dan PT Aneka Tambang (2008–2009).
Adapun, pada November 2009, Mahendra ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menempati posisi sebagai Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) mendampingi Mari Elka Pangestu. Setelah sekitar dua tahun menempati posisi Wamendag, Mahendra dipercaya menempati posisi Wakil Menteri Keuangan.
Kenyang asam garam di kancah perekonomian nasional, Mahendra sempat ditugaskan Presiden Joko Widodo menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) mulai dari 7 Januari 2019 hingga 25 Oktober 2019. Agaknya, pengalaman berkiprah di Negeri Paman Sam itu menjadi keuntungan tersendiri bagi dia untuk memimpin OJK.
Asal tahu saja, bos Otoritas Jasa Keuangan saat ini, yaitu Wimboh Santoso, juga tercatat pernah menjalani karir di (AS) sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) di New York pada 2012. Tentu saja jaringan bidang finansial yang kuat sangat dibutuhkan dalam portofolio calon pemimpin lembaga keuangan RI. Hal ini bisa diamini dari pengalaman Menkeu Sri Mulyani yang berkiprah di IMF dan Bank Dunia.
BACA JUGA:
Terlepas dari hal tersebut, redaksi mencoba menelisik lebih jauh figur alumni Universitas Indonesia dan Universitas Monash, Australia tersebut.
Mahendra Siregar, dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2020, menyebutkan bahwa dirinya memiliki total harta Rp19,1 miliar.
Kekayaan tersebut berupa aset properti (tanah dan bangunan) Rp8,7 miliar di empat lokasi berbeda, yakni Kota Bogor, Kota Jakarta Selatan (dua titik), dan Kota Jakarta Barat.
“Hasil Sendiri,” demikian tulis laporan yang dirilis oleh KPK.
Kemudian, Mahendra juga mengungkapkan bahwa dia punya satu unit Mitsubishi Pajero keluaran tahun 2016 dengan taksiran harga Rp425 juta.
Lalu, harta bergerak lainnya Rp800 juta, kas dan setara kas Rp9,2 miliar, serta tidak memiliki catatan utang.
“Pengumuman ini diumumkan dengan catatan lengkap berdasarkan hasil verifikasi tanggal 19 Mei 2020,” tegas LHKPN milik Mahendra Siregar.