Rizal Ramli: Pemerintah Gagal Manfaatkan Potensi Besar Jawa Barat di Bidang Pertanian
Tangkap layar ekonom senior, Rizal Ramli. (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ekonom senior Rizal Ramli mengatakan, Jawa Barat memiliki potensi yang besar di bidang pertanian. Apalagi, didukung dengan kondisi matahari yang cukup dan air yang banyak untuk mengaliri persawahan. Namun, sayangnya pemerintah pusat maupun daerah setempat tak mendukung.

"Jadi banyak ruang dan kesempatan untuk Jawa Barat bisa jadi unggul di dalam bidang pertanian. Jadi keranjang pangan untuk Pulau Jawa bahkan untuk Indonesia. Sayangnya pemerintah nasional dan daerah Jawa Barat tidak tertarik untuk mengembangkan pertanian secara sungguh-sungguh," tuturnya, dalam diskusi virtual, Kamis, 23 Juli.

Pemerintah, kata Rizal, seharunya berkaca pada Belanda. Ia menjelaskan, Belanda dengan luas negara yang hampir sebesar Jawa Barat bisa menjadi negara eksportir nomor dua di dunia untuk sektor pertanian.

Rizal mengatakan, kondisi Jawa Barat mulai dari iklim, tanah, hingga sumber air yang cukup besar, sangat mendukung provinsi ini bisa seperti Belanda yang mengedepankan pertanian. Apalagi, kata dia, dengan meningkatkan petanian di daerah ini maka sumber pemasukan daerah pun jadi bervariatif.

"Kita belajar dari Belanda. Belanda itu sebesar Jawa Barat, ternyata di dalam beberapa produk pertanian buah-buahan sayur-sayuran itu eksportir nomor dua di dunia. Termasuk bunga dan sebagainya. Kekuatan ekonomi Jawa Barat itu harusnya pertanian jauh lebih menonjol," jelasnya.

Di masa krisis akibat pandemi COVID-19, kata Rizal, semua negara di dunia akan mengalami masalah pangan, tidak terkecuali Indonesia. Karena itu, dia menyarakan, agara pemerintah memprioritaskan Jawa Barat untuk menjadi provinsi pertanian.

"Harusnya Jawa Barat menjadi prioritas karena rakyatnya juga memang senang menjadi petani. Banyak yang menjadi petani rajin," tuturnya.

Apalagi, kata Rizal, menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi pertanian yang besar, tidak hanya akan meningkatkan produksi pertanian, namun juga memperkecil risiko penularan COVID-19.

"Daerah pertanian dan petani risiko positifnya (COVID-19) jauh lebih kecil daripada sektor industri," jelasnya.

Riza juga mendorong pemerintah daerah Jawa Barat untuk lebih kreatif dan berpihak kepada rakyat di tengah krisis akibat pandemi COVID-19. Menurut dia, fokus yang mudah di masa krisis kali ini adalah pertanian.

"Jawa Barat bagian Utara yang ke arah Barat maupun Timur, terutama Selatan itu relatif terbelakang. Puluhan tahun tidak ada perubahan yang berarti di Jawa Barat Selatan. Masih sangat miskin, infrastruktur masih terbatas. Padahal jika dikembangkan Jawa Barat akan punya variasi ekonomi yang macam-macam," ucapnya.