JAKARTA - Ekonom Rizal Ramli menyoroti pernyataan yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat Economic, Trade, and Investment Ministers’ Meeting (ETIMM) antara pemerintah Indonesia-Australia, Selasa, 6 Juli lalu.
Airlangga mewakili pemerintah Indonesia bertekad menjadi high-income country dengan berbagai kebijakan termasuk melaksanakan reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
Menurut Rizal Ramli, pernyataan Menko Airlangga ini sekedar jual ilusi. "Ini Menko asal nyablag Wong terus nyungsep ke 3% masih jual illusi," tegas Rizal Ramli dikutip lewat akun Twitter-nya, @RamliRizal, Kamis, 8 Juli.
Mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Keuangan ini menyebutkan, pemerintahan saat ini tidak memiliki strategi yang jelas agar target high-income country terealisasi.
"Padahal strategi kagak jelas, blu-print kagak punya ! You are part of the problem Man. Omni law aja tidak ada dampak, yg kata situ bermanfaat besar. Situ tuh ngibul," sindir Rizal Ramli. Pertemuan bilateral Indonesia-Australia merupakan tindaklanjut dari kesepakatan antara dua kepala pemerintahan pada Annual Leaders’ Meeting 2020 lalu. Indonesia-Australia membahas peningkatan kerja sama bidang ekonomi bilateral dan global.
Pemerintah Indonesia tetap teguh dalam menangani dampak kesehatan dari pandemi. Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) dibentuk sebagai strategi mengakomodasi dan mengintegrasikan layanan kesehatan dan program pemulihan ekonomi secara bersamaan.
BACA JUGA:
Airlangga menegaskan guna mendukung pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi serta sebagai agenda besar Indonesia untuk menjadi high-income country, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
Tujuannya untuk menyederhanakan perizinan berusaha, mendirikan lembaga pengelola investasi untuk iklim investasi yang lebih baik, serta menetapkan daftar prioritas investasi.
“Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja diharapkan dapat mendorong pelaku usaha Australia untuk lebih optimal dalam memanfaatkan IA-CEPA, AANZ-FTA, dan Regional Comprehensive Economic Partnership,” tutur Airlangga.