AS Siap Berikan Bantuan Tapi Bukan Pengakuan, Taliban: Implementasi Perjanjian Doha Cara Terbaik Selesaikan Masalah
Ilustrasi delegasi pejabat senior Taliban di Doha, Qatar. (Twitter/@QaharBalkhi)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Taliban menyebut pertemuan pertama kedua belah pihak sejak pengambilalihan Kabul, berjalan dengan baik di Doha, Qatar sepanjang akhir pekan lalu.

Amerika Serikat berencana memberikan bantuan kemanusiaan hingga vaksin COVID-19 untuk Afghanistan, dengan Taliban menyambut baik rencana untuk kemanusiaan ini.

Pihak Washington menyebut, Taliban akan dinilai dari perbuatannya, bukan sekadar kata-kata. Sementara, Taliban menyebut implementasi Perjanjian Doha cara terbaik untuk menyelesaikan masalah.

"Dialog dua hari di Doha dengan delegasi IEA (Afghanistan( dan USA berjalan dengan baik. Isu politik dibahas secara rinci selama pertemuan dan implementasi penuh perjanjian Doha dianggap oleh IEA sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan masalah," sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Afghanistan di Twitter salah satu juru bicara mereka Zabihullah Mujahid dikutip 11 Oktober.

Afghanistan menyambut baik rencana pemberian bantuan kemanusiaan seperti yang disampaikan oleh perwakilan Amerika Serikat, serta memberikan fasilitas bagi organisasi kemanusiaan lainnya untuk memberikan bantu.

"Bantuan kemanusiaan tidak boleh dikaitkan dengan masalah politik. IEA akan bekerja sama dengan kelompok-kelompok amal dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang layak secara transparan, dan akan memfasilitasi pergerakan berprinsip warga negara asing," sambung pernyataan tersebut.

Pihak Amerika Serikat sendiri menyebut pertemuan dengan Taliban berlangsung terbuka dan profesional, dengan menyebut Taliban akan dinilai berdasarkan tindakan, buksa sekadar kata-kata.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan delegasi Amerika Serikat dalam pembicaraan berfokus pada masalah keamanan dan terorisme dan perjalanan yang aman bagi warganya, warga negara asing lainnya dan warga Afghanistan, serta hak asasi manusia, termasuk partisipasi perempuan yang berarti. dan anak perempuan di semua aspek masyarakat Afghanistan.

"Diskusi itu jujur ​​dan profesional dengan delegasi AS yang menegaskan kembali, Taliban akan dinilai atas tindakannya, bukan hanya kata-katanya," ujar Price dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 11 Oktober.

Tidak disebutkan apakah ada kesepakatan yang tercapai. Pada Hari Sabtu, televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar mengutip pejabat Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi mengatakan, perwakilan Taliban meminta pihak AS untuk mencabut larangan cadangan bank sentral Afghanistan.

Selain itu dikatakannya, Washington akan menawarkan vaksin coronavirus Afghanistan, dengan kedua belah pihak membahas untuk membuka halaman baru antara kedua negara.

Sebelumnya pada Hari Jumat, pejabat Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan kepada Reuters, delegasi Amerika Serikat akan menekan Taliban untuk membebaskan Mark Frerichs Amerika yang diculik. Prioritas utama lainnya adalah memegang teguh komitmen Taliban untuk tidak membiarkan Afghanistan kembali menjadi sarang Al-Qaeda atau ekstremis lainnya.

Para pejabat Amerika Serikat mengatakan, pertemuan akhir pekan itu merupakan kelanjutan dari 'keterlibatan pragmatis' dengan Taliban, bukan tentang tentang memberikan pengakuan atau memberikan legitimasi kepada kelompok itu.

Untuk diketahui, Negeri Paman Sam dan negara-negara Barat lainnya sedang bergulat dengan pilihan sulit karena krisis kemanusiaan yang parah tampak besar di Afghanistan. Mereka mencoba mencari cara untuk berhubungan dengan Taliban, tanpa memberikan kelompok itu legitimasi yang dicarinya, sambil memastikan bantuan kemanusiaan mengalir ke negara itu.