Wilayahnya Kembali Cetak Rekor Kasus Infeksi COVID-19, Perdana Menteri Victoria Didenda Karena Lepas Masker
Perdana Menteri Victoria Australia Daniel Andrews. (Wikimedia Commons/Ottre)

Bagikan:

JAKARTA - Dokter Australia memperingatkan pelonggaran pembatasan COVID-19 yang terlalu cepat di Sydney, New South Wales dapat memberi tekanan pada sistem kesehatan dan mempertaruhkan nyawa, ketika kota itu bersiap untuk pelonggaran pembatasan minggu depan setelah lebih dari 100 hari dikunci.

Perintah tinggal di rumah akan dicabut pada Hari Senin mendatang, setelah negara bagian New South Wales minggu ini mencapai target 70 persen vaksinasi penuh untuk populasi orang dewasa.

Sementara pelonggaran pembatasan perjalanan untuk warga Sydney di luar wilayah pemerintah daerah mereka sebelumnya telah dibatasi, pihak berwenang pada Hari Kamis juga memutuskan untuk meningkatkan batas yang diizinkan untuk pertemuan di rumah, pernikahan dan pemakaman. Keputusan yang membuat marah Asosiasi Medis Australia (AMA).

"New South Wales tidak boleh gegabah pada saat kritis ini," kata Presiden AMA Omar Khorshid dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa 'terlalu cepat atau terlalu dini' dapat mengakibatkan kematian yang dapat dihindari dan pemberlakuan kembali penguncian, mengutip Reuters 8 Oktober.

Sementara itu, Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales Dominic Perrottet membela keputusannya untuk mengajukan pelonggaran beberapa pembatasan di tengah penurunan infeksi yang stabil, dengan mengatakan pandemi itu juga merupakan krisis ekonomi.

Para pejabat memiliki rencana tergesa-gesa untuk mengurangi batasan pertemuan karena inokulasi penuh mencapai 70 persen, 80 persen dan 90 persen orang dewasa. Sementara pergerakan di sekitar kota akan diizinkan mulai Senin, pembatasan bepergian ke daerah regional tetap ada.

Stuart Knox, pemilik Fix Wine, sebuah restoran dan bar di pusat kota, mengatakan sangat menyenangkan untuk membuka kembali meskipun persiapannya sulit.

"Kami masih buta, kami tidak tahu sebagai restoran CBD berapa banyak orang yang kembali dan semuanya tidak jelas apa yang akan kami hadapi," ungkapnya.

Dia menambahkan, dirinya masih tidak yakin bagaimana memeriksa status vaksinasi pelanggan seperti yang dipersyaratkan, karena aplikasi smartphone yang dijanjikan belum beroperasi.

Sementara itu, infeksi harian di New South Wales meningkat pada hari Jumat menjadi 646 kasus, mayoritas di Sydney, naik dari 587 pada Hari Kamis, dengan 11 kematian baru terdaftar.

Sebelumnya, angka infeksi terus turun selama tujuh tahun terakhir, seiring dengan jumlah orang di atas usia 16 tahun yang telah menerima dosis pertama vaksin mendekati 90 persen.

Kepala Petugas Kesehatan Negara Bagian Kerry Chant mengatakan, sekuensing genomik telah menemukan varian Delta baru dalam delapan kasus baru dan lebih banyak tes akan dilakukan untuk melacak sumbernya.

"Tidak ada indikasi bahwa strain baru ini menunjukkan perbedaan mengenai transmisi, efektivitas vaksin, atau tingkat keparahannya," tukasnya.

Terpisah, Negara Bagian Victoria mencatat rekor 1.838 kasus baru pada hari Jumat, jumlah tertinggi dari negara bagian mana pun di negara itu sejak pandemi dimulai, melebihi tertinggi sebelumnya 1.763 yang ditetapkan tiga hari sebelumnya. Ada lima kematian baru.

Perdana Menteri Victoria, Daniel Andrews, didenda 400 dolar Australia pada Hari Jumat karena melanggar perintah pemakaian masker negara bagian, setelah media memotretnya berjalan tanpa masker dari mobilnya ke dua konferensi media pekan ini.

"Meskipun ini adalah sebuah kekhilafan, kekhilafan itu penting. Setiap orang harus mengikuti aturan dan saya menyesal itu terjadi," ujar surat kabar Australia mengutip Andrews.

Untuk diketahui, Australia sedang memerangi gelombang ketiga infeksi yang dipicu oleh varian Delta. Selain Sydney, Melbourne dan Canberra juga memberlakukan penguncian, memaksa penutupan ribuan bisnis.

Namun, jumlah kumulatif kasus COVID-19 negara itu masih jauh lebih rendah daripada banyak negara yang sebanding, dengan sekitar 122.500 kasus dan 1.405 kematian.