Bagikan:

JAKARTA - Pergerakan Menteri BUMN Erick Thohir dalam beberapa bulan belakangan ini menarik untuk dipantau. Erick memang terlihat lebih aktif di media sosial, mulai dari kinerja hingga soal interaksi kehidupannya.

Beberapa waktu lalu, pria kelahiran Lampung, 30 Mei 1970 ini turun ke masyarakat dengan mengecek stok obat-obatan di apotek Kimia Farma di wilayah Depok. Erick juga pernah memberikan jersey resmi Inter Milan kepada seorang petani.

Erick Thohir memang sempat menjadi pemilik Inter Milan medio 2013-2019. Dia mengakuisisi saham 70 persen milik Massimo Moratti.

Terbaru, Erick Thohir "melepas" jabatannya sebagai Menteri BUMN selama sehari, Kamis 30 September. Sosok yang menggantikannya adalah Sharon Florencia, perempuan yang terpilih dalam program kampanye kesetaraan gender Kementerian BUMN, bertajuk #GirlsTakeover.

Nama Ketua Tim Pemenangan Kampanye Nasional (TKN), Jokowi-Ma’aruf ini juga masuk dalam bursa Pilpres 2024. Dalam survei Indonesia Political Opinion (IPO) pada Agustus lalu, elektabilitas Erick Thohir bahkan naik dibanding April. Elektabilitas nya melonjak tajam dari 0,2 persen menjadi 4,7 persen, mendekati Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai Erick memang ingin mencicipi kontestasi Pilpres 2024, sehingga berupaya mencari perhatian publik.

"Semua nama yang populer apalagi punya strategis di pemerintah, saya punya keyakinan pasti punya keinginan untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024," ujar Dedi Kurnia kepada VOI, Selasa, 5 Oktober.

"Persoalannya apakah peluang itu disambut oleh keterusungan parpol atau tidak?" sambungnya.

Menurut Dedi, dari sisi ketokohan Erick Thohir sudah cukup bagus. Dari sisi popularitas pun, kata dia, mudah dibangun.

Foto-foto via Kementerian BUMN Erick Thohir

"Di kementerian pada hari ini, Erick Thohir menduduki posisi yang cukup baik bersama Tito Karnavian. Dari sisi tokoh non kader parpol di kabinet, tetapi dari sisi keterusungan Erick Thohir masih cukup jauh mengingat semua parpol yang punya peluang mengusung punya tokoh yang sama sama menonjol," jelas Dedi.

"Makanya sekarang kalau bisa kita lihat ada manuver politik mulai dari program menteri sehari, termasuk juga Erick Thohir turun ke sawah bahkan menyapa warga di tengah tengah aktivitas kinerjanya, meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan kementerian BUMN atau di dalam ruang kerja Erick Thohir," tambahnya.

Selain itu, aktivitas bekas Ketua Panitia Pelaksana Asian Games belakangan ini sudah terlihat kalau kader HIPMI itu sedang coba mengenalkan diri sebagai sosok yang selain populer, juga berharap ada parpol untuk mengangkat namanya sebagai salah satu kandidat di pilpres 2024.

Soal cara halus yang digunakan Erick Thohir untuk mem-branding dirinya, Dedi menilai hal itu sesuatu yang normatif. Pasalnya tokoh lain juga melakukan hal serupa.

"Bahkan tokoh senior Mahfud MD pun melakukan interaksi dengan warga negara dan interaktif di medsos. Semuanya tentu dalam rangka membangun korelasi cukup dekat dengan pemilih," kata Dedi.

"Kalau cara ini dianggap lebih halus itu pun normal karena Erick Thohir adalah kalangan profesional, dia tidak bisa menawarkan diri atau mengemukakan bahwa Erick Thohir sebagai capres, kan tidak mungkin. Mau tak mau itu akan menggangu relasinya dengan presiden apalagi ini tahun 2021 masih sangat jauh untuk sampai ke 2024," terang Dedi.

Tak bisa dipungkiri, kata Dedi, Erick Thohir memang tengah berupaya membangun citra politik bahwa dia sebagai menteri profesional sudah siap untuk menjadi politisi.

"Sekecil apapun upaya yang dilakukan mengarah pada membangun reputasi politik sekaligus citra politik bahwa Erick Thohir bukan lagi profesional yang jadi menteri, tapi dia adalah menteri yang berupaya menjadi politisi dalam waktu yang sama meski tanpa parpol," paparnya.

Dedi menambahkan, tidak ada yang salah apabila Erick Thohir punya harapan dan keinginan mengikuti kontestasi Pilpres 2024.

"Semua warga punya hak apalagi Erick Thohir punya kemampuan apalagi punya kapasitas dan catatan cukup baik di lingkaran pemerintahan tingkat atas," tandasnya.

Foto-foto via Kementerian BUMN Erick Thohir